Pemerintah Janji Tak Akan Impor Bawang Merah
A
A
A
CIREBON - Produksi bawang merah dinilai telah mencukupi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, pemerintah berjanji tidak akan mengimpor bawang merah.
“Produksi bawang merah nasional sudah cukup, tak akan ada impor,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memantau panen bawang merah di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, dia juga meyakinkan, selain bawang merah pemerintah tidak akan mengimpor bibit bawang tersebut.
Apalagi sekitar 200 ribu ton bawang merah telah diproduksi petani nasional di lima daerah se-Indonesia yang dikunjungi Mei lalu.
"Jumlah tersebut dipastikan cukup mengingat kebutuhan bawang merah dalam negeri rata-rata hanya 100 ribu ton/bulan," tegasnya.
Menurutnya, selama produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan, pemerintah tak akan mengimpor. Namun, dia memberi catatan kepada konsumen untuk tak ‘memprotes’ bila harga bawang merah naik 2%-5%. “Biar petani kita yang menikmatinya. Karena kalau impor justru kita memperkuat petani luar negeri kan,” jelasnya.
Saat ini, harga bawang sudah stabil. Sebelumnya sempat mencapai level tertinggi Rp36 ribu-Rp40 ribu per kilogram, kini harga di bawah Rp20 ribu/kg.
Dia mencontohkan, di Brebes harga bawang merah sekitar Rp12 ribu/kg. Sementara di Kramat Jati, Jakarta, harga sekitar Rp16 ribu-Rp18 ribu per kilogram. Melihat kondisi tersebut, Kementerian Pertanian bersama Bulog, lanjutnya, telah membeli langsung bawang merah dari petani.
“Diangkut ke sejumlah petani, mulai dari Jakarta hingga Papua, sehingga harganya kini normal,” tegas Mentan.
Tahun ini, Kementan mencanangkan dan melaksanakan perhitungan ketersediaan bibit yang mencukupi untuk lahan 200-400 hektare di seluruh Indonesia.
Dia menjamin, kecukupan bibit di dalam negeri akan membuat harga lebih murah karena tidak ada biaya transportasi. Selama ini, para petani bawang merah mengeluhkan harga bibit yang dianggap mahal, yang tak lepas dari biaya transportasi akibat impor.
Menurutnya, persoalan bawang harus dipandang menyeluruh. Termasuk, memangkas rantai pasok yang selama ini dinilai terlalu panjang sehingga harga di tingkat konsumen menjadi tinggi.
“Kalau dipangkas maksimal empat rantai, harga bawang merah di tingkat konsumen hanya berkisar Rp18 ribu-Rp20 ribu/kg,” tandasnya.
Baca juga:
Harga Bawang Merah Turun di Pasar Kramat Jati
Mentan Klaim Stok Beras, Bawang dan Daging Surplus
“Produksi bawang merah nasional sudah cukup, tak akan ada impor,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memantau panen bawang merah di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, dia juga meyakinkan, selain bawang merah pemerintah tidak akan mengimpor bibit bawang tersebut.
Apalagi sekitar 200 ribu ton bawang merah telah diproduksi petani nasional di lima daerah se-Indonesia yang dikunjungi Mei lalu.
"Jumlah tersebut dipastikan cukup mengingat kebutuhan bawang merah dalam negeri rata-rata hanya 100 ribu ton/bulan," tegasnya.
Menurutnya, selama produksi dalam negeri mencukupi kebutuhan, pemerintah tak akan mengimpor. Namun, dia memberi catatan kepada konsumen untuk tak ‘memprotes’ bila harga bawang merah naik 2%-5%. “Biar petani kita yang menikmatinya. Karena kalau impor justru kita memperkuat petani luar negeri kan,” jelasnya.
Saat ini, harga bawang sudah stabil. Sebelumnya sempat mencapai level tertinggi Rp36 ribu-Rp40 ribu per kilogram, kini harga di bawah Rp20 ribu/kg.
Dia mencontohkan, di Brebes harga bawang merah sekitar Rp12 ribu/kg. Sementara di Kramat Jati, Jakarta, harga sekitar Rp16 ribu-Rp18 ribu per kilogram. Melihat kondisi tersebut, Kementerian Pertanian bersama Bulog, lanjutnya, telah membeli langsung bawang merah dari petani.
“Diangkut ke sejumlah petani, mulai dari Jakarta hingga Papua, sehingga harganya kini normal,” tegas Mentan.
Tahun ini, Kementan mencanangkan dan melaksanakan perhitungan ketersediaan bibit yang mencukupi untuk lahan 200-400 hektare di seluruh Indonesia.
Dia menjamin, kecukupan bibit di dalam negeri akan membuat harga lebih murah karena tidak ada biaya transportasi. Selama ini, para petani bawang merah mengeluhkan harga bibit yang dianggap mahal, yang tak lepas dari biaya transportasi akibat impor.
Menurutnya, persoalan bawang harus dipandang menyeluruh. Termasuk, memangkas rantai pasok yang selama ini dinilai terlalu panjang sehingga harga di tingkat konsumen menjadi tinggi.
“Kalau dipangkas maksimal empat rantai, harga bawang merah di tingkat konsumen hanya berkisar Rp18 ribu-Rp20 ribu/kg,” tandasnya.
Baca juga:
Harga Bawang Merah Turun di Pasar Kramat Jati
Mentan Klaim Stok Beras, Bawang dan Daging Surplus
(dmd)