Bursa NYSE Terhenti, Obama Pantau 24 Jam
A
A
A
NEW YORK - Bursa Efek New York (New York Stock Exchange/NYSE) menghentikan sementara perdagangan semua sekuritas selama lebih dari tiga setengah jam akibat gangguan teknis. Meski membantah akibat serangan cyber, Presdien AS Barack Obama ikut memantau situasi yang terjadi selama 24 jam.
Perdagangan dihentikan Rabu (8/7/2015), sekitar pukul 11:32 waktu setempat, dan Bursa Efek New York tidak membuka sampai pukul 15.10 atau 50 menit sebelum penutupan.
Meski terhenti, saham terus dijual di pasar lain selama shutdown, dan pertukaran elektronik Bursa Efek New York terus beroperasi.
Gangguan di NSYE memicu kekhawatiran serangan cyber, namun para pejabat di AS mengklaim itu karena masalah teknis.
"Kami mengalami masalah teknis dan kami bekerja untuk menyelesaikan secepat mungkin," kata NYSE melalui akun Twitter, seperti dilansir dari The Hill, Kamis (9/7/2015).
"Kami melakukan yang terbaik untuk menghasilkan resolusi cepat dan akan memberikan update lebih lanjut secepat kami bisa," tambahnya.
Presiden Obama telah mendapat penjelasan terkait insiden di NYSE dari kepala staf Denis McDonough dan pimpinan counterterrorism adviser Lisa Monaco, kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Earnest menuturkan, Monaco melaporkan kepada Obama pada saat ini tidak ada indikasi pelaku berbahaya yang terlibat dalam isu-isu teknologi.
Menurut Earnest, kepada penasihatnya Obama ingin menerima update laporan situasi NSYE sepanjang hari. Dia menyebut terlalu dini memberikan penilaian tentang dampak ekonomi dari NYSE.
Kepala Komisi Sekuritas dan Bursa, Mary Jo White memberikan beberapa rincian tentang apa yang terjadi di bursa dan regulator masih dalam komunikasi dengan NYSE. "Kami berada dalam kontak dengan NSYE dan memantau situasi," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya United Airlines gagal melakukan penerbangan beberpa jam karena kegagalan sistem.
"Masalah dengan United Airlines dan bursa saham tampaknya bukan hasil dari aktor jahat," tukas Menteri Keamanan Dalam Negeri, Jeh Johnson dalam sebuah pidato di Pusat Studi Strategis dan Internasional, menanggapi isu peretas yang ramai dibicarakan di media.
Sebelumnya, NYSE dibuka terlambat pada saat badai salju menerjang Februari 1994, dan pernah ditutup tiba-tiba saat terjadi penyerangan teroris 11 September 2011. Terakhir, aktivitas terganggu akibat Badai Sandy menerjang pada Oktober 2012.
Baca: Mencurigakan, NYSE Ditutup Mendadak
Perdagangan dihentikan Rabu (8/7/2015), sekitar pukul 11:32 waktu setempat, dan Bursa Efek New York tidak membuka sampai pukul 15.10 atau 50 menit sebelum penutupan.
Meski terhenti, saham terus dijual di pasar lain selama shutdown, dan pertukaran elektronik Bursa Efek New York terus beroperasi.
Gangguan di NSYE memicu kekhawatiran serangan cyber, namun para pejabat di AS mengklaim itu karena masalah teknis.
"Kami mengalami masalah teknis dan kami bekerja untuk menyelesaikan secepat mungkin," kata NYSE melalui akun Twitter, seperti dilansir dari The Hill, Kamis (9/7/2015).
"Kami melakukan yang terbaik untuk menghasilkan resolusi cepat dan akan memberikan update lebih lanjut secepat kami bisa," tambahnya.
Presiden Obama telah mendapat penjelasan terkait insiden di NYSE dari kepala staf Denis McDonough dan pimpinan counterterrorism adviser Lisa Monaco, kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Earnest menuturkan, Monaco melaporkan kepada Obama pada saat ini tidak ada indikasi pelaku berbahaya yang terlibat dalam isu-isu teknologi.
Menurut Earnest, kepada penasihatnya Obama ingin menerima update laporan situasi NSYE sepanjang hari. Dia menyebut terlalu dini memberikan penilaian tentang dampak ekonomi dari NYSE.
Kepala Komisi Sekuritas dan Bursa, Mary Jo White memberikan beberapa rincian tentang apa yang terjadi di bursa dan regulator masih dalam komunikasi dengan NYSE. "Kami berada dalam kontak dengan NSYE dan memantau situasi," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya United Airlines gagal melakukan penerbangan beberpa jam karena kegagalan sistem.
"Masalah dengan United Airlines dan bursa saham tampaknya bukan hasil dari aktor jahat," tukas Menteri Keamanan Dalam Negeri, Jeh Johnson dalam sebuah pidato di Pusat Studi Strategis dan Internasional, menanggapi isu peretas yang ramai dibicarakan di media.
Sebelumnya, NYSE dibuka terlambat pada saat badai salju menerjang Februari 1994, dan pernah ditutup tiba-tiba saat terjadi penyerangan teroris 11 September 2011. Terakhir, aktivitas terganggu akibat Badai Sandy menerjang pada Oktober 2012.
Baca: Mencurigakan, NYSE Ditutup Mendadak
(dmd)