Perlambatan Ekonomi Tak Hentikan Minat Investor Asing
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berani memastikan bahwa perlambatan ekonomi global yang berdampak ke Indonesia tidak menghentikan minat investor asing berinvestasi ke Indonesia.
Itu lantaran Indonesia dinilai masih sangat prospektif dan memiliki pangsa pasar yang besar, sehingga investor luar negeri tetap tertarik untuk melakukan bisnis dan investasi di Tanah Air, baik perpanjangan maupun penanaman modal baru.
"Kalau dilihat di sini, dari segi investasi sektor riil yang saya lihat tidak terjadi perlambatan. Hanya saja untuk investasi portofolio memang wait and see karena faktor global, seperti krisis Yunani dan pelemahan ekonomi China," kata dia di Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Franky meyakini bahwa investor tidak akan membatalkan atau melakukan penundaan penanaman modal di Indonesia meski terjadi perlambatan ekonomi. Hal ini diakuinya setelah melakukan kunjungan atau dialog dengan para investor lima negara.
"Kita sering berkoordinasi dan ngobrol dengan investor di lima negara, dan enggak ada satupun yang berniat membatalkan atau menunda. Semua justru mau masuk ke Indonesia dan memperluas investasinya," sambung dia.
Ini, kata dia, terbukti dengan peningkatan izin prinsip penanaman modal baru di Indonesia yang mengalami peningkatan 14% per Juni 2015. Data tersebut menunjukkan bahwa minat investasi di Indonesia dari investor terus bertambah dan tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian Indonesia.
Seperti misalnya, PT Lestari Banten Energi yang terletak di Banten Jawa Barat. Perusahaan tersebut sudah melakukan persiapan untuk menambah kapasitas pabriknya dan berencana membangun pembangkit listrik di tempat lain.
"Saya tanya bagaimana kurs rupiah Rp13.000/USD, mereka jawab enggak ngaruh. Itu artinya, investasi sektor riil pasti akan terus menggeliat," tandasnya.
Itu lantaran Indonesia dinilai masih sangat prospektif dan memiliki pangsa pasar yang besar, sehingga investor luar negeri tetap tertarik untuk melakukan bisnis dan investasi di Tanah Air, baik perpanjangan maupun penanaman modal baru.
"Kalau dilihat di sini, dari segi investasi sektor riil yang saya lihat tidak terjadi perlambatan. Hanya saja untuk investasi portofolio memang wait and see karena faktor global, seperti krisis Yunani dan pelemahan ekonomi China," kata dia di Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Franky meyakini bahwa investor tidak akan membatalkan atau melakukan penundaan penanaman modal di Indonesia meski terjadi perlambatan ekonomi. Hal ini diakuinya setelah melakukan kunjungan atau dialog dengan para investor lima negara.
"Kita sering berkoordinasi dan ngobrol dengan investor di lima negara, dan enggak ada satupun yang berniat membatalkan atau menunda. Semua justru mau masuk ke Indonesia dan memperluas investasinya," sambung dia.
Ini, kata dia, terbukti dengan peningkatan izin prinsip penanaman modal baru di Indonesia yang mengalami peningkatan 14% per Juni 2015. Data tersebut menunjukkan bahwa minat investasi di Indonesia dari investor terus bertambah dan tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian Indonesia.
Seperti misalnya, PT Lestari Banten Energi yang terletak di Banten Jawa Barat. Perusahaan tersebut sudah melakukan persiapan untuk menambah kapasitas pabriknya dan berencana membangun pembangkit listrik di tempat lain.
"Saya tanya bagaimana kurs rupiah Rp13.000/USD, mereka jawab enggak ngaruh. Itu artinya, investasi sektor riil pasti akan terus menggeliat," tandasnya.
(rna)