Ekonomi Lesu, Perusahaan Gulung Tikar dan Banyak PHK
A
A
A
JAKARTA - Institute for Economic and Social Research mengemukakan, ekonomi domestik Indonesia yang tengah lesu diperparah banyak perusahaan gulung tikar. Akibat kondisi tersebut pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak terelakan.
"Memang kondisinya sekarang sedang sulit. Kondisi yang tidak bisa diatur pemerintah, misalnya ya akibat kondisi global. Di sisi lain memang harusnya ada hal-hal yang sudah diselesaikan, tapi belum terselesaikan," ujar Direktur Institute for Economic and Social Research, I Kadek Dian Sutrisna Artha kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Dia memberikan contoh di industri manufaktur. Sekarang banyak permintaan yang menurun. Di sisi lain, operasional meningkat.
"Misalnya masalah perburuhan, masalah upah gaji lebih tinggi. Kemudian di domestik kita mengalami perlambatan permintaan. Jadi serba salah. Artinya, dari global menghadapi tantangan, di domestik juga. Sama-sama mengapit," jelasnya.
Sehingga, lanjut dia pemerintah diharapkan bisa men-drive perekonomian, dan merealisasi pengeluaran. Ini yang akan jadi indikator apakah pemerintah sudah cukup responsif atau belum dengan kondisi saat ini.
Pada semester II nanti, diharapkan realisasi anggaran pemerintah dapat tersalurkan dengan baik. Jika tidak, pemerintah tidak mengambil kesempatan untuk recover.
"Karena pada semester II biasanya realisasi anggaran terjadi. Apalagi struktur anggaran sekarang kan lebih produktif ya. Kalau itu terealisasi dampaknya akan bagus," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) menyatakan, investasi yang bisa menjadi andalan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai karena arah kebijakan pembangunan kurang jelas dan ekonomi internasional menurun.
Menurut HT, banyak konsep-konsep disampaikan hanya sebatas wacana dan pencitraan, dan tidak menyentuh solusi yang dibutuhkan bangsa. (Baca: HT Ingatkan Pemerintah Jangan Remehkan Ekonomi Lesu)
Jika pemerintah tidak hati-hati, target pembangunan pasti tidak akan tercapai. Akan banyak PHK, daya saing nasional menurun dalam menghadapi MEA, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat golongan ekonomi lemah, seperti usaha mikro/kecil, petani, nelayan, buruh dan pengangguran yang meningkat.
"Indonesia perlu solusi yang tepat sasaran dan dilakukan dengan cepat. Jangan anggap remeh situasi saat ini," tandas HT.
Baca juga:
Ekonomi Melemah, Kebijakan Pemerintah Tidak Efektif
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Melempem
"Memang kondisinya sekarang sedang sulit. Kondisi yang tidak bisa diatur pemerintah, misalnya ya akibat kondisi global. Di sisi lain memang harusnya ada hal-hal yang sudah diselesaikan, tapi belum terselesaikan," ujar Direktur Institute for Economic and Social Research, I Kadek Dian Sutrisna Artha kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Dia memberikan contoh di industri manufaktur. Sekarang banyak permintaan yang menurun. Di sisi lain, operasional meningkat.
"Misalnya masalah perburuhan, masalah upah gaji lebih tinggi. Kemudian di domestik kita mengalami perlambatan permintaan. Jadi serba salah. Artinya, dari global menghadapi tantangan, di domestik juga. Sama-sama mengapit," jelasnya.
Sehingga, lanjut dia pemerintah diharapkan bisa men-drive perekonomian, dan merealisasi pengeluaran. Ini yang akan jadi indikator apakah pemerintah sudah cukup responsif atau belum dengan kondisi saat ini.
Pada semester II nanti, diharapkan realisasi anggaran pemerintah dapat tersalurkan dengan baik. Jika tidak, pemerintah tidak mengambil kesempatan untuk recover.
"Karena pada semester II biasanya realisasi anggaran terjadi. Apalagi struktur anggaran sekarang kan lebih produktif ya. Kalau itu terealisasi dampaknya akan bagus," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) menyatakan, investasi yang bisa menjadi andalan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai karena arah kebijakan pembangunan kurang jelas dan ekonomi internasional menurun.
Menurut HT, banyak konsep-konsep disampaikan hanya sebatas wacana dan pencitraan, dan tidak menyentuh solusi yang dibutuhkan bangsa. (Baca: HT Ingatkan Pemerintah Jangan Remehkan Ekonomi Lesu)
Jika pemerintah tidak hati-hati, target pembangunan pasti tidak akan tercapai. Akan banyak PHK, daya saing nasional menurun dalam menghadapi MEA, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat golongan ekonomi lemah, seperti usaha mikro/kecil, petani, nelayan, buruh dan pengangguran yang meningkat.
"Indonesia perlu solusi yang tepat sasaran dan dilakukan dengan cepat. Jangan anggap remeh situasi saat ini," tandas HT.
Baca juga:
Ekonomi Melemah, Kebijakan Pemerintah Tidak Efektif
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Melempem
(dmd)