Laba Bersih Saratoga Capai Rp1,2 T
A
A
A
JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk pada semester I/2015 mencatat laba yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp1,2 triliun, atau mengalami pertumbuhan 121% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp542 miliar.
Presiden Direktur Saratoga, Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan solid dari kinerja bisnis kilang minyak perseroan, dan juga dari hasil reklasifikasi pada PT Merdeka Cooper Gold Tbk dari metode ekuitas ke metode biaya karena efek dilusi pasca IPO Merdeka.
"Cara kerja dari model bisnis Saratoga secara baik terefleksi pada hasil IPO Merdeka pada bulan Juni lalu, di mana perseoran fokus melakukan investasi di awal berdirinya Merdeka dan membantu mengembangkannya, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan yang ada," katanya seperti dalam rilis, Minggu (2/8/2015).
Sementara itu, pendapatan perseroan pada periode ini mencapai Rp2,3 triliun dengan total nilai aktiva bersih sebesar Rp20 triliun.
Sejalan dengan indikator makro-ekonomi Indonesia, saat ini sektor infrastruktur telah menyerap 60% dari bisnis perseroan secara keseluruhan, yang ditandai dengan peresmian jalan tol Cikopo- Palimanan serta masuknya Paiton Energy ke dalam portofolio investasi Saratoga.
Sebagai perusahaan investasi aktif, sambungnya, perseroan akan terus memperkuat portofolio investasi, untuk memastikan kinerja perusahaan dapat bertumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
"Dalam situasi ekonomi yang melambat, Saratoga tetap menjalankan strategi untuk aktif menambah portofolio yang memiliki prospek dan nilai tambah optimal bagi perusahaan. Kami optimis melalui strategi investasi ini Saratoga akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis secara positif," pungkas Michael. (lly)
Presiden Direktur Saratoga, Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan solid dari kinerja bisnis kilang minyak perseroan, dan juga dari hasil reklasifikasi pada PT Merdeka Cooper Gold Tbk dari metode ekuitas ke metode biaya karena efek dilusi pasca IPO Merdeka.
"Cara kerja dari model bisnis Saratoga secara baik terefleksi pada hasil IPO Merdeka pada bulan Juni lalu, di mana perseoran fokus melakukan investasi di awal berdirinya Merdeka dan membantu mengembangkannya, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan yang ada," katanya seperti dalam rilis, Minggu (2/8/2015).
Sementara itu, pendapatan perseroan pada periode ini mencapai Rp2,3 triliun dengan total nilai aktiva bersih sebesar Rp20 triliun.
Sejalan dengan indikator makro-ekonomi Indonesia, saat ini sektor infrastruktur telah menyerap 60% dari bisnis perseroan secara keseluruhan, yang ditandai dengan peresmian jalan tol Cikopo- Palimanan serta masuknya Paiton Energy ke dalam portofolio investasi Saratoga.
Sebagai perusahaan investasi aktif, sambungnya, perseroan akan terus memperkuat portofolio investasi, untuk memastikan kinerja perusahaan dapat bertumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
"Dalam situasi ekonomi yang melambat, Saratoga tetap menjalankan strategi untuk aktif menambah portofolio yang memiliki prospek dan nilai tambah optimal bagi perusahaan. Kami optimis melalui strategi investasi ini Saratoga akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis secara positif," pungkas Michael. (lly)
(dmd)