Surplus Perdagangan Jerman Diperkirakan Capai Rekor
A
A
A
BERLIN - Surplus perdagangan Jerman diperkirakan akan meningkat ke rekor baru pada tahun ini berkat jatuhnya harga impor minyak dan gas (migas).
Seperti dikutipd ari The Economic Times, Sabtu (8/8/2015), Kementerian Keuangan setempat memperkirakan surplus perdagangan mencapai 8,1% dari output ekonomi setelah pada tahun lalu mencapai 7,6%.
Biaya yang lebih rendah dari impor minyak dan gas diharapkan dapat meningkatkan neraca perdagangan sekitar 1,2%. Tanpa penurunan harga minyak dan gas, surplus perdagangan akan jatuh dibanding tahun sebelumnya.
Jerman berada di bawah tekanan internasional untuk mengurangi surplus perdagangan, memberikan kontribusi untuk ketidakseimbangan dalam perekonomian dunia.
Dalam laporan yang diterbitkan bulan lalu, International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa Berlin harus fokus pada penguata pertumbuhan jangka menengah dan mengurangi ketidakseimbangan eksternal.
Komisi Eropa menganggap surplus perdagangan yang berulang kali selama 6% dari output ekonomi sinyal berbahaya bagi stabilitas dan mendesak Jerman untuk melakukan lebih banyak investasi untuk merangsang impor.
Seperti dikutipd ari The Economic Times, Sabtu (8/8/2015), Kementerian Keuangan setempat memperkirakan surplus perdagangan mencapai 8,1% dari output ekonomi setelah pada tahun lalu mencapai 7,6%.
Biaya yang lebih rendah dari impor minyak dan gas diharapkan dapat meningkatkan neraca perdagangan sekitar 1,2%. Tanpa penurunan harga minyak dan gas, surplus perdagangan akan jatuh dibanding tahun sebelumnya.
Jerman berada di bawah tekanan internasional untuk mengurangi surplus perdagangan, memberikan kontribusi untuk ketidakseimbangan dalam perekonomian dunia.
Dalam laporan yang diterbitkan bulan lalu, International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa Berlin harus fokus pada penguata pertumbuhan jangka menengah dan mengurangi ketidakseimbangan eksternal.
Komisi Eropa menganggap surplus perdagangan yang berulang kali selama 6% dari output ekonomi sinyal berbahaya bagi stabilitas dan mendesak Jerman untuk melakukan lebih banyak investasi untuk merangsang impor.
(izz)