Dilanda Resesi, Ini Perbandingan Ekonomi Jepang vs Jerman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perbandingan ekonomi Jepang vs Jerman yang tengah terkena terpaan resesi menarik untuk diketahui. Keterpurukan ekonomi kedua negara maju tersebut sebenarnya telah terdeteksi sejak akhir tahun lalu.
Resesi di kedua negara maju itu disebabkan oleh kontraksi ekonomi yang terjadi di tahun 2023, akibat inflasi yang terus menerus berkembang ditambah dengan melemahnya konsumsi dan belanja modal.
Meski begitu, Jerman sampai saat ini masih mampu mempertahankan predikatnya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Sementara, Jepang sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia harus kehilangan peringkatnya.
Mengutip Reuters, Jepang secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi pada akhir tahun lalu, membuatnya kehilangan predikatnya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Produk domestik bruto (PDB) Jepang turun 0,4% secara tahunan pada periode Oktober-Desember 2023 setelah penurunan 3,3% pada kuartal sebelumnya. Data pemerintah memperkirakan kenaikan sebesar 1,4%.
Kontraksi dua kuartal berturut-turut biasanya dianggap sebagai definisi resesi teknis. Ekonom Neil Newman mengatakan kepada BBC bahwa angka terbaru menunjukkan bahwa perekonomian Jepang bernilai sekitar USD4,2 triliun pada tahun 2023, sedangkan Jerman bernilai USD4,4 triliun.
Hal ini disebabkan oleh melemahnya mata uang Jepang terhadap dolar dan jika yen pulih, negara tersebut dapat memperoleh kembali posisi nomor tiga, tambah Newman.
Perekonomian Jerman mengalami kontraksi pada tahun 2023, karena inflasi yang terus-menerus, harga energi yang tinggi, dan permintaan luar negeri yang lemah, namun negara tersebut berhasil menghindari resesi pada akhir tahun.
Kantor Statistik Federal Jerman memperlihatkan data PDB yang menyusut hingga 0,3 % selama setahun penuh pada tahun 2023.
Pada saat itu Kepala Ekonom Commerzbank Joerg Kraemer mengungkapkan jika perekonomian Jerman sangatlah mengkhawatirkan karena hampir tidak tumbuh sama sekali sejak merebaknya virus corona.
Kinerja ekonomi di sektor industri, tidak termasuk konstruksi, turun sebesar 2,0% pada tahun 2023, karena produksi yang jauh lebih rendah di sektor pasokan energi, sementara aktivitas ekonomi di bidang jasa berkontribusi terhadap pertumbuhan.
Konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 turun 0,8% serta pengeluaran pemerintah turun 1,7%. Lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan lemahnya permintaan domestik pada tahun 2023 juga berdampak pada perdagangan luar negeri yang menurun meskipun harga turun.
Itulah penjelasan tentang resesi yang tengah melanda ekonomi Jepang vs Jerman. Sejak akhir tahun lalu, Jerman terbilang sudah mulai bangkit. Sementara itu, Jepang kini tengah terpuruk ke jurang resesi.
Lihat Juga: Ekstrem! Karyawan Bank Jepang Teken Kontrak Darah, Janji Bunuh Diri jika Terbukti Mencuri
Resesi di kedua negara maju itu disebabkan oleh kontraksi ekonomi yang terjadi di tahun 2023, akibat inflasi yang terus menerus berkembang ditambah dengan melemahnya konsumsi dan belanja modal.
Meski begitu, Jerman sampai saat ini masih mampu mempertahankan predikatnya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Sementara, Jepang sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia harus kehilangan peringkatnya.
Perbandingan Ekonomi Jepang vs Jerman
1. Resesi Jepang
Mengutip Reuters, Jepang secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi pada akhir tahun lalu, membuatnya kehilangan predikatnya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Produk domestik bruto (PDB) Jepang turun 0,4% secara tahunan pada periode Oktober-Desember 2023 setelah penurunan 3,3% pada kuartal sebelumnya. Data pemerintah memperkirakan kenaikan sebesar 1,4%.
Kontraksi dua kuartal berturut-turut biasanya dianggap sebagai definisi resesi teknis. Ekonom Neil Newman mengatakan kepada BBC bahwa angka terbaru menunjukkan bahwa perekonomian Jepang bernilai sekitar USD4,2 triliun pada tahun 2023, sedangkan Jerman bernilai USD4,4 triliun.
Hal ini disebabkan oleh melemahnya mata uang Jepang terhadap dolar dan jika yen pulih, negara tersebut dapat memperoleh kembali posisi nomor tiga, tambah Newman.
2. Resesi Jerman
Perekonomian Jerman mengalami kontraksi pada tahun 2023, karena inflasi yang terus-menerus, harga energi yang tinggi, dan permintaan luar negeri yang lemah, namun negara tersebut berhasil menghindari resesi pada akhir tahun.
Kantor Statistik Federal Jerman memperlihatkan data PDB yang menyusut hingga 0,3 % selama setahun penuh pada tahun 2023.
Pada saat itu Kepala Ekonom Commerzbank Joerg Kraemer mengungkapkan jika perekonomian Jerman sangatlah mengkhawatirkan karena hampir tidak tumbuh sama sekali sejak merebaknya virus corona.
Kinerja ekonomi di sektor industri, tidak termasuk konstruksi, turun sebesar 2,0% pada tahun 2023, karena produksi yang jauh lebih rendah di sektor pasokan energi, sementara aktivitas ekonomi di bidang jasa berkontribusi terhadap pertumbuhan.
Konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 turun 0,8% serta pengeluaran pemerintah turun 1,7%. Lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan lemahnya permintaan domestik pada tahun 2023 juga berdampak pada perdagangan luar negeri yang menurun meskipun harga turun.
Itulah penjelasan tentang resesi yang tengah melanda ekonomi Jepang vs Jerman. Sejak akhir tahun lalu, Jerman terbilang sudah mulai bangkit. Sementara itu, Jepang kini tengah terpuruk ke jurang resesi.
Lihat Juga: Ekstrem! Karyawan Bank Jepang Teken Kontrak Darah, Janji Bunuh Diri jika Terbukti Mencuri
(fjo)