Temui Rachmat Gobel, Mentan Australia Jajaki Impor Sapi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Negara Bagian Utara Australia Willem Westra van Holthe dan Menteri Pertanian Negara Bagian Queensland Bill Byrne hari ini menyambangi Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk bertemu dengan Mendag Rachmat Gobel.
Staf Khusus Mendag Chris Kanter menuturkan, kedatangan dua menteri Australia tersebut untuk menjajaki rencana impor sapi sebanyak 50 ribu ekor oleh pemerintah Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, mereka juga menjelaskan kondisi peternakan di Australia.
"Pemerintah kan sudah memutuskan impor kedua kuartal III yang 50 ribu ekor. Mereka jelaskan keadaan di sana bahwa petani harus menyiapkan, kalau mendadak sulit," ujarnya di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Menurut Chris, pemerintah saat ini tengah melakukan verifikasi data untuk menentukan kebutuhan impor yang diperlukan pada kuartal III/2015 ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita masih ngecek, karena di satu pihak dibilang ini langka tetapi dari pengecekan ada yang keep stoknya. Pemerintah juga berkewajiban agar peternak kita jangan dirugikan," imbuh dia.
Chris mengakui, saat ini Indonesia masih memerlukan impor daging dari negara lain guna memenuhi kebutuhan nasional. Sebab, produksi dalam negeri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Kebutuhan impor itu pasti ada, cuma berapa persisnya yang kita jelaskan. Dan mereka sangat memahami dan positif menanggapi. Mereka ingin bersama-sama dapatkan harga tepat untuk masyarakat kita dan juga cocok untuk harga mereka," tandasnya.
Staf Khusus Mendag Chris Kanter menuturkan, kedatangan dua menteri Australia tersebut untuk menjajaki rencana impor sapi sebanyak 50 ribu ekor oleh pemerintah Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, mereka juga menjelaskan kondisi peternakan di Australia.
"Pemerintah kan sudah memutuskan impor kedua kuartal III yang 50 ribu ekor. Mereka jelaskan keadaan di sana bahwa petani harus menyiapkan, kalau mendadak sulit," ujarnya di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Menurut Chris, pemerintah saat ini tengah melakukan verifikasi data untuk menentukan kebutuhan impor yang diperlukan pada kuartal III/2015 ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita masih ngecek, karena di satu pihak dibilang ini langka tetapi dari pengecekan ada yang keep stoknya. Pemerintah juga berkewajiban agar peternak kita jangan dirugikan," imbuh dia.
Chris mengakui, saat ini Indonesia masih memerlukan impor daging dari negara lain guna memenuhi kebutuhan nasional. Sebab, produksi dalam negeri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Kebutuhan impor itu pasti ada, cuma berapa persisnya yang kita jelaskan. Dan mereka sangat memahami dan positif menanggapi. Mereka ingin bersama-sama dapatkan harga tepat untuk masyarakat kita dan juga cocok untuk harga mereka," tandasnya.
(izz)