Khawatir Perang Mata Uang, Rupiah Dibuka Terkapar
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka makin terkapar dipicu belanjutnya devaluasi yuan, memicu kekhawatiran perang mata uang.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.837/USD. Posisi ini terdepresiasi mencapai 224 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.613/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.829/USD. Posisi ini melemah tajam 207 poin dari posisi penutupan sebelumnya di Rp13.622/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.689/USD, namun pada pukul 10.00 WIB merosot ke Rp13.815/USD. Posisi ini melemah tajam dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.607/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.758/USD, terkoreksi sebesar 217 poin dari posisi kemarin di Rp13.541/USD.
Pelemahan berlanjut ini terimbas kebijakan bank sentral China (PBoC) melemahkan yuan ke level terendah sejak Oktober 2012, sehingga menimbulkan kekhawatiran bisa menjadi awal dari perang mata uang.
Bank sentral China menetapkan titik tengah yuan di 6,3306/USD sebelum pasar dibuka, lebih lemah dari sebelumnya di 6,2298 dan 75 poin lebih rendah dari hari sebelumnya di 6,3231.
PBoC mengejutkan pasar pada Selasa, kemarin dengan agresif melakukan devaluasi yuan hampir 2%. Akibatnya, dolar Australia jatuh ke level terendah sejak 2009 pada hari ini. Aussie yang dianggap sebagai proxy untuk mata uang China turun 0,9% menjadi 0,7234/USD, setelah terjun ke 0,7217/USD.
"Fokus pada dolar Australia yang anjlok karena kekhawatiran tentang sikap resmi China," kata ahli strategi mata uang senior di Brown Brothers Harriman Masashi Murata, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/8/2015).
Sementara USD terhadap yen hampir mendatar di 125,14 setelah naik pada hari sebelumnya di 125,24, tertinggi sejak awal Juni 2015. Mata uang Jepang itu berada di 138,38 terhadap euro, yang naik ke 138,42, level tertinggi sejak 26 Juni. Sementara euro naik 0,1% menjadi 1,1055/USD.
Baca:
Rupiah Diprediksi Masih Diselimuti Awan Gelap
Donald Trump: Devaluasi Yuan Akan Hancurkan AS
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.837/USD. Posisi ini terdepresiasi mencapai 224 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.613/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.829/USD. Posisi ini melemah tajam 207 poin dari posisi penutupan sebelumnya di Rp13.622/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.689/USD, namun pada pukul 10.00 WIB merosot ke Rp13.815/USD. Posisi ini melemah tajam dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.607/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.758/USD, terkoreksi sebesar 217 poin dari posisi kemarin di Rp13.541/USD.
Pelemahan berlanjut ini terimbas kebijakan bank sentral China (PBoC) melemahkan yuan ke level terendah sejak Oktober 2012, sehingga menimbulkan kekhawatiran bisa menjadi awal dari perang mata uang.
Bank sentral China menetapkan titik tengah yuan di 6,3306/USD sebelum pasar dibuka, lebih lemah dari sebelumnya di 6,2298 dan 75 poin lebih rendah dari hari sebelumnya di 6,3231.
PBoC mengejutkan pasar pada Selasa, kemarin dengan agresif melakukan devaluasi yuan hampir 2%. Akibatnya, dolar Australia jatuh ke level terendah sejak 2009 pada hari ini. Aussie yang dianggap sebagai proxy untuk mata uang China turun 0,9% menjadi 0,7234/USD, setelah terjun ke 0,7217/USD.
"Fokus pada dolar Australia yang anjlok karena kekhawatiran tentang sikap resmi China," kata ahli strategi mata uang senior di Brown Brothers Harriman Masashi Murata, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/8/2015).
Sementara USD terhadap yen hampir mendatar di 125,14 setelah naik pada hari sebelumnya di 125,24, tertinggi sejak awal Juni 2015. Mata uang Jepang itu berada di 138,38 terhadap euro, yang naik ke 138,42, level tertinggi sejak 26 Juni. Sementara euro naik 0,1% menjadi 1,1055/USD.
Baca:
Rupiah Diprediksi Masih Diselimuti Awan Gelap
Donald Trump: Devaluasi Yuan Akan Hancurkan AS
(rna)