BKPM Pererat Komunikasi dengan Industri Tekstil
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani akan mengintensifkan komunikasi dengan industri tekstil untuk menjaga tren pertumbuhan investasi sektor tersebut.
Menurutnya, dalam waktu dekat BKPM akan bertemu dengan kalangan industri tekstil untuk memperoleh masukan gambaran kebijakan yang dapat mendorong kinerja sektor tersebut yang disebut mengalami pelambatan.
"Beberapa waktu lalu kalangan industri tekstil menyatakan pertumbuhan kinerjanya melambat. Bahkan ada informasi terjadinya PHK. Di sisi lain, pertumbuhan investasi sektor tersebut cukup positif. Karena itu, BKPM akan berdialog dengan industri tekstil untuk mencari terobosan agar kinerja sektor ini kembali positif," jelas dia dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Franky optimistis kinerja sektor tekstil di masa mendatang akan positif. Dia merujuk kepada data realisasi investasi sektor tekstil semester I/2015 naik 58% sebesar Rp3,88 triliun dibanding semester I/2014.
Realisasi investasi seluruh sub sektor industri tekstil pada semester I/2015 tumbuh positif, yaitu, industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213% sebesar Rp2,40 triliun dari 82 proyek, industri pertenunan tekstil tumbuh 613% sebesar Rp163 miliar dari 25 proyek.
Selain itu, industri pakaian jadi tumbuh 16% sebesar Rp941 miliar dari 115 proyek, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563% sebesar Rp216 miliar dari 15 proyek.
"Proyek investasi sektor tekstil diharapkan memasuki tahap produksi komersial 1-2 tahun mendatang. Ke depan industri tekstil akan semakin meningkat, tinggal dirumuskan kebijakan yang dapat mendorong kinerja industri tekstil existing sekaligus semakin meningkatkan investasi sektor ini," tambah Franky.
Data realisasi investasi sektor tekstil semester I/2015 menunjukkan kecenderungan pergerakan investasi sektor ini mengarah ke Jawa Tengah. Sebanyak 61% realisasi investasi sektor tekstil berlokasi di Provinsi tersebut.
Hal ini terjadi karena faktor UMR di Jateng tidak setinggi Jawa Barat atau Jakarta, serta proses penetapan UMR yang lebih kondusif. Provinsi lainnya yang menjadi daerah tujuan investasi sektor tekstil adalah Jawa Barat (27%), Jakarta (5%) dan Jawa Timur (4%).
Menurutnya, dalam waktu dekat BKPM akan bertemu dengan kalangan industri tekstil untuk memperoleh masukan gambaran kebijakan yang dapat mendorong kinerja sektor tersebut yang disebut mengalami pelambatan.
"Beberapa waktu lalu kalangan industri tekstil menyatakan pertumbuhan kinerjanya melambat. Bahkan ada informasi terjadinya PHK. Di sisi lain, pertumbuhan investasi sektor tersebut cukup positif. Karena itu, BKPM akan berdialog dengan industri tekstil untuk mencari terobosan agar kinerja sektor ini kembali positif," jelas dia dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Franky optimistis kinerja sektor tekstil di masa mendatang akan positif. Dia merujuk kepada data realisasi investasi sektor tekstil semester I/2015 naik 58% sebesar Rp3,88 triliun dibanding semester I/2014.
Realisasi investasi seluruh sub sektor industri tekstil pada semester I/2015 tumbuh positif, yaitu, industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213% sebesar Rp2,40 triliun dari 82 proyek, industri pertenunan tekstil tumbuh 613% sebesar Rp163 miliar dari 25 proyek.
Selain itu, industri pakaian jadi tumbuh 16% sebesar Rp941 miliar dari 115 proyek, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563% sebesar Rp216 miliar dari 15 proyek.
"Proyek investasi sektor tekstil diharapkan memasuki tahap produksi komersial 1-2 tahun mendatang. Ke depan industri tekstil akan semakin meningkat, tinggal dirumuskan kebijakan yang dapat mendorong kinerja industri tekstil existing sekaligus semakin meningkatkan investasi sektor ini," tambah Franky.
Data realisasi investasi sektor tekstil semester I/2015 menunjukkan kecenderungan pergerakan investasi sektor ini mengarah ke Jawa Tengah. Sebanyak 61% realisasi investasi sektor tekstil berlokasi di Provinsi tersebut.
Hal ini terjadi karena faktor UMR di Jateng tidak setinggi Jawa Barat atau Jakarta, serta proses penetapan UMR yang lebih kondusif. Provinsi lainnya yang menjadi daerah tujuan investasi sektor tekstil adalah Jawa Barat (27%), Jakarta (5%) dan Jawa Timur (4%).
(izz)