RI Jadikan Australia Fokus Baru Pemasaran Investasi
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, saat ini Australia menjadi fokus baru pemasaran investasi Indonesia.
Dia menjelaskan, kegiatan pemasaran investasi di Australia merupakan upaya untuk meningkatkan realisasi investasi guna mencapai target realisasi investasi Rp3.500 triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Australia merupakan salah satu fokus pemasaran investasi Indonesia, menambah lima fokus sebelumnya seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, RRT dan Taiwan," kata Franky dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Berdasarkan data BKPM, selama kurun waktu 2010 hingga Semester I/2015, total realisasi investasi Australia mencapai USD1,9 miliar. Australia menduduki peringkat ke-12 sebagai penyumbang investasi di Indonesia.
Sebanyak 42% merupakan investasi bidang kimia dasar, barang kimia dan farmasi, diikuti 41% investasi pertambangan, dan 4% investasi bidang industri logam dasar. Sebagian besar investasi Australia terletak di Kalimantan dan Jawa.
Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema yang juga hadir dalam kegiatan pemasaran investasi tersebut menegaskan bahwa pengusaha Australia harus mulai lebih berani mengambil risiko dan melakukan investasi di Indonesia.
Selama ini, kalangan pebisnis Australia lebih banyak melakukan perdagangan dan dinilai sangat berhati-hati dalam melakukan investasi.
"Jadi karakteristik pengusaha Australia yang risk adverse membuat mereka seringkali ketinggalan dengan investor-investor di negara-negara seperti Jepang dan RRT dalam mengambil keputusan berinvestasi," jelasnya.
Persoalan ini, menurut Nadjib lebih karena ketidakpahaman budaya kedua negara. "Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Singapura beberapa waktu lalu menekankan pentingnya untuk tetap melakukan investasi meski dalam keadaan krisis," pungkas dia.
Dia menjelaskan, kegiatan pemasaran investasi di Australia merupakan upaya untuk meningkatkan realisasi investasi guna mencapai target realisasi investasi Rp3.500 triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Australia merupakan salah satu fokus pemasaran investasi Indonesia, menambah lima fokus sebelumnya seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, RRT dan Taiwan," kata Franky dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Berdasarkan data BKPM, selama kurun waktu 2010 hingga Semester I/2015, total realisasi investasi Australia mencapai USD1,9 miliar. Australia menduduki peringkat ke-12 sebagai penyumbang investasi di Indonesia.
Sebanyak 42% merupakan investasi bidang kimia dasar, barang kimia dan farmasi, diikuti 41% investasi pertambangan, dan 4% investasi bidang industri logam dasar. Sebagian besar investasi Australia terletak di Kalimantan dan Jawa.
Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema yang juga hadir dalam kegiatan pemasaran investasi tersebut menegaskan bahwa pengusaha Australia harus mulai lebih berani mengambil risiko dan melakukan investasi di Indonesia.
Selama ini, kalangan pebisnis Australia lebih banyak melakukan perdagangan dan dinilai sangat berhati-hati dalam melakukan investasi.
"Jadi karakteristik pengusaha Australia yang risk adverse membuat mereka seringkali ketinggalan dengan investor-investor di negara-negara seperti Jepang dan RRT dalam mengambil keputusan berinvestasi," jelasnya.
Persoalan ini, menurut Nadjib lebih karena ketidakpahaman budaya kedua negara. "Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Singapura beberapa waktu lalu menekankan pentingnya untuk tetap melakukan investasi meski dalam keadaan krisis," pungkas dia.
(izz)