UMKM Masih Terkendala Biaya Logistik
A
A
A
JAKARTA - CEO Smartpreneur Pro Indonesia Budi Isman mengungkapkan, sejauh ini usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terkendala dengan biaya logistik yang cukup tinggi.
Pemerintah pun disarankan memberikan biaya logistik bagi UMKM yang lebih murah dibanding dengan perusahaan-perusahaan besar. "Kalau biaya logistisknya besar yang keuntungannya habis buat logistik," ujarnya di sela acar Workshop Onein20 Movement di Gedung Sindo, Minggu (20/9/2015).
Menurutnya, UMKM harus menerapkan teknologi marketing, namun hal ini tetap kurang menguntungkan lantaran tingginya biaya logistik. Biaya logistik yang tinggi bisa menyebabkan UMKM susah bersaing.
"Misalnya produk UMKM seharga Rp20 ribu dengan ongkos kirim Rp10 ribu, akhirnya enggak bisa bersaing," ucap Budi.
Atas dasar itu, pemerintah harus secepatnya merealisasikan anggaran infrastruktur yang kurang terserap dengan cepat. Apalagi, anggaran infrastruktur terlambat enam bulan atau tidak ada yang digunakan sejak awal tahun ini.
Padahal, lanjut dia, infrasturktur sangat membantu untuk menaikkan tingkat konsumsi masyarakat yang saat ini menurun, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Dulu, tingkat konsumsi masyarakat itu jadi tulang punggung ekonomi kita. Sekarang ada juga UMKM yang terkena imbas kenaikan dolar, maka konsumsi produk dalam negeri harus terus digalakkan," terangnya.
Baca Juga:
Budi Isman Nilai Pemerintah Kurang Perhatikan UMKM
HT: Banyak PHK, Pemerintah Harus Fokus Kembangkan UMKM
Cegah PHK, UMKM Harus Survive
Pemerintah pun disarankan memberikan biaya logistik bagi UMKM yang lebih murah dibanding dengan perusahaan-perusahaan besar. "Kalau biaya logistisknya besar yang keuntungannya habis buat logistik," ujarnya di sela acar Workshop Onein20 Movement di Gedung Sindo, Minggu (20/9/2015).
Menurutnya, UMKM harus menerapkan teknologi marketing, namun hal ini tetap kurang menguntungkan lantaran tingginya biaya logistik. Biaya logistik yang tinggi bisa menyebabkan UMKM susah bersaing.
"Misalnya produk UMKM seharga Rp20 ribu dengan ongkos kirim Rp10 ribu, akhirnya enggak bisa bersaing," ucap Budi.
Atas dasar itu, pemerintah harus secepatnya merealisasikan anggaran infrastruktur yang kurang terserap dengan cepat. Apalagi, anggaran infrastruktur terlambat enam bulan atau tidak ada yang digunakan sejak awal tahun ini.
Padahal, lanjut dia, infrasturktur sangat membantu untuk menaikkan tingkat konsumsi masyarakat yang saat ini menurun, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Dulu, tingkat konsumsi masyarakat itu jadi tulang punggung ekonomi kita. Sekarang ada juga UMKM yang terkena imbas kenaikan dolar, maka konsumsi produk dalam negeri harus terus digalakkan," terangnya.
Baca Juga:
Budi Isman Nilai Pemerintah Kurang Perhatikan UMKM
HT: Banyak PHK, Pemerintah Harus Fokus Kembangkan UMKM
Cegah PHK, UMKM Harus Survive
(izz)