Penurunan Uang Muka 20% Gairahkan Bisnis Properti

Selasa, 22 September 2015 - 01:27 WIB
Penurunan Uang Muka...
Penurunan Uang Muka 20% Gairahkan Bisnis Properti
A A A
SEMARANG - Market share perumahan menengah ke atas di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terus bergerak menuju ke arah yang lebih baik. Dampak penurunan uang muka menjadi 20% mampu menggairahkan penjualan properti.

Terbukti dalam pameran yang dilakukan oleh DPD REI Jateng, yang dilakukan selama dua pekan mulai 9-21 September 2015 berhasil menjual 83 unit rumah.

Ketua DPD REI Jateng MR Prijanto mengatakan, dampak dari penurunan uang muka memberikan angin segar bagi para pengemang. Dengan uang muka yang ditetapkan pemerintah sebesar 20% konsumen pun semakin berminat untuk membeli rumah.

"Selain itu, kemungkinan karena gaji karyawan di atas MBR membaik, mereka juga mengetahui risiko jika tidak membeli rumah tahun ini risiko kenaikan tahun depan," katanya, Senin (21/9/2015).

Selain itu, karakteristik bisnis properti di Jateng juga menjadi salah satu faktor terus naiknya penjualan perumahan. Konsumen di Jateng berbeda dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta.

Jika di Jakarta rata-rata pembelinya adalah investor, di mana saat ini banyak mengerem dana, akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

"Kalau di Semarang justru sebagian besar pembeli langsung dan ini yang membuat penjualan perumahan di Jateng terus membaik di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil," kata dia.

Dengan progres yang cukup baik tersebut Prijanto mengaku sangat optimistis sampai akhir tahun setidaknya penjualan rumah khususnya rumah menengah ke atas bisa naik 10%. "Dari Januari sampai September penjualan selama pameran sudah mencapai 400-500 unit, dan kami optimis akan naik terus," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Prijanto, kebijakan pemerintah yang memperbolehkan rumah indent membuat para pengembang bernafas lega. Para pengemang semakin antusias untuk melakukan pengembangan perumahan.

Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat menambahkan, REI cukup optimistis pada kuartal ketiga 2015 penjualan properti di Jateng bisa meningkat dibanding kuartal sebelumnya.

Kendati nilai tukar rupiah terhadap USD masih lemah, namun para pengembang perumahan belum akan menaikkan harga rumah dalam waktu dekat. "Dengan tidak menaikkan harga jual, peminatnya juga semakin tinggi," tandas Dibya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0946 seconds (0.1#10.140)