ADB Juga Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi RI 2016
A
A
A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 6,0% menjadi 5,4% pada 2016.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini bisa lebih baik pada 2016 dibanding tahun ini jika didukung investasi pemerintah dan berlanjutnya agenda reformasi pemerintah.
Direktur ADB untuk Indonesia Steven Tabor dalam publikasi tahunan Asian Development Outlook 2015 Update, ADB memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2016 sebesar 5,4%. Angka ini turun dari prakiraan semula pada Maret lalu sebesar 6,0%, namun naik jika dibanding prodyeksi tahun ini sebesar 4,9%.
“Tertundanya pemulihan ekonomi, terutama diakibatkan oleh permintaan eksternal yang lebih lemah dari yang diperkirakan dan karena volatilitas pasar keuangan,” katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Steven berharap, dampak dari percepatan deregulasi, investasi infrastruktur yang lebih kuat dan pemulihan ekspor yang sebagian dipicu oleh devaluasi dapat berkontribusi pada naiknya kinerja ekonomi tahun depan.
Menurutnya, pendorong penting bagi pertumbuhan yang diharapkan adalah peningkatan belanja pemerintah yang sebelumnya sempat tertunda karena lambatnya penyaluran dana.
Menghadapi kendala tersebut, pemerintah juga perlu mengambil sejumlah langkah guna meningkatkan eksekusi anggaran, termasuk upaya penyederhanaan prosedur pengadaan tanah serta mempercepat proses lelang berbagai proyek pemerintah untuk tahun anggaran 2016 ke tahun ini.
"Reformasi kebijakan diperkirakan akan menstimulasi investasi swasta, meskipun pemulihannya telah terhambat sejumlah faktor, seperti permintaan eksternal yang lemah," imbuh dia.
Dia menyebutkan, reformasi tersebut mencakup layanan satu atap bagi perizinan investasi dan upaya mendorong investasi swasta di sejumlah proyek infrastruktur melalui kerja sama pemerintah-swasta (public private partnership/PPP).
"Awal bulan ini, pemerintah meluncurkan paket kebijakan untuk mendorong investasi melalui penyederhanaan atau pencabutan berbagai peraturan yang menghambat dunia usaha, perluasan insentif pajak, percepatan proyek strategis dan pemberian izin kepemilikan properti mewah pada warga negara asing," tandasnya.
Baca:
ADB Kembali Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini bisa lebih baik pada 2016 dibanding tahun ini jika didukung investasi pemerintah dan berlanjutnya agenda reformasi pemerintah.
Direktur ADB untuk Indonesia Steven Tabor dalam publikasi tahunan Asian Development Outlook 2015 Update, ADB memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2016 sebesar 5,4%. Angka ini turun dari prakiraan semula pada Maret lalu sebesar 6,0%, namun naik jika dibanding prodyeksi tahun ini sebesar 4,9%.
“Tertundanya pemulihan ekonomi, terutama diakibatkan oleh permintaan eksternal yang lebih lemah dari yang diperkirakan dan karena volatilitas pasar keuangan,” katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Steven berharap, dampak dari percepatan deregulasi, investasi infrastruktur yang lebih kuat dan pemulihan ekspor yang sebagian dipicu oleh devaluasi dapat berkontribusi pada naiknya kinerja ekonomi tahun depan.
Menurutnya, pendorong penting bagi pertumbuhan yang diharapkan adalah peningkatan belanja pemerintah yang sebelumnya sempat tertunda karena lambatnya penyaluran dana.
Menghadapi kendala tersebut, pemerintah juga perlu mengambil sejumlah langkah guna meningkatkan eksekusi anggaran, termasuk upaya penyederhanaan prosedur pengadaan tanah serta mempercepat proses lelang berbagai proyek pemerintah untuk tahun anggaran 2016 ke tahun ini.
"Reformasi kebijakan diperkirakan akan menstimulasi investasi swasta, meskipun pemulihannya telah terhambat sejumlah faktor, seperti permintaan eksternal yang lemah," imbuh dia.
Dia menyebutkan, reformasi tersebut mencakup layanan satu atap bagi perizinan investasi dan upaya mendorong investasi swasta di sejumlah proyek infrastruktur melalui kerja sama pemerintah-swasta (public private partnership/PPP).
"Awal bulan ini, pemerintah meluncurkan paket kebijakan untuk mendorong investasi melalui penyederhanaan atau pencabutan berbagai peraturan yang menghambat dunia usaha, perluasan insentif pajak, percepatan proyek strategis dan pemberian izin kepemilikan properti mewah pada warga negara asing," tandasnya.
Baca:
ADB Kembali Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia
(rna)