Ramalan ADB: Ekonomi RI Tahun 2022 Tumbuh Positif 4,8%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia pada 2022 optimistis tumbuh 4,8% di tengah meningkatnya aktivitas usaha. Ekspor dan belanja pemerintah diperkirakan juga akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi RI.
"Kebijakan fiskal yang suportif dan kebijakan moneter yang akomodatif akan membantu mempertahankan pertumbuhan. Pengeluaran rumah tangga diproyeksikan akan pulih tipis sebelum naik 5,0% tahun depan," kata Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, Rabu (22/9/2021).
Sementara tahun ini diproyeksikan ekonomi RI tumbuh 3,5%. Perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang relatif ringan pada 2020 dampak dari kebijakan pemerintah yang tegas terkait pembatasan aktivitas sosial, pemberian stimulus fiskal dan bantuan sosial kepada kelompok rentan terdampak pandemi.
Disisi lain, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 3,1% pada paruh pertama 2021 seiring pelonggaran pembatasan dan permintaan yang kembali naik. Investasi pada aset tetap dan belanja pemerintah juga tumbuh dengan baik.
"Pengeluaran rumah tangga naik tidak terlalu tinggi karena tertahan oleh ketidakpastian yang masih terus membayangi. Impor meningkat sejalan dengan permintaan domestik, tetapi ekspor tumbuh lebih cepat," kata dia.
"Kebijakan fiskal yang suportif dan kebijakan moneter yang akomodatif akan membantu mempertahankan pertumbuhan. Pengeluaran rumah tangga diproyeksikan akan pulih tipis sebelum naik 5,0% tahun depan," kata Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, Rabu (22/9/2021).
Sementara tahun ini diproyeksikan ekonomi RI tumbuh 3,5%. Perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang relatif ringan pada 2020 dampak dari kebijakan pemerintah yang tegas terkait pembatasan aktivitas sosial, pemberian stimulus fiskal dan bantuan sosial kepada kelompok rentan terdampak pandemi.
Disisi lain, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 3,1% pada paruh pertama 2021 seiring pelonggaran pembatasan dan permintaan yang kembali naik. Investasi pada aset tetap dan belanja pemerintah juga tumbuh dengan baik.
"Pengeluaran rumah tangga naik tidak terlalu tinggi karena tertahan oleh ketidakpastian yang masih terus membayangi. Impor meningkat sejalan dengan permintaan domestik, tetapi ekspor tumbuh lebih cepat," kata dia.
(nng)