OJK Akui Industri Perbankan dalam Kondisi Baik
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa keuangan (OJK) mengakui bahwa perkembangan industri perbankan nasional pada kuartal II tahun 2015 menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik dan ketahanan perbankan yang tetap solid.
Ini terlihat dari total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional masing-masing meningkat sebesar 0,9%, 2,1% dan 0,8% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp5.837,7 triliun, Rp3.757 triliun dan Rp4.232 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, rasio kecukupan modal (CAR) juga cukup tinggi walaupun sedikit menurun, yaitu sebesar 20,5% dibandingkan kuartal I/015 sebesar 20,9%. Sedangkan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) masih berada pada angka 2,7%.
"NPL tidak ada perubahan yang berarti karena saya kira kredit belakangan ini meningkat lagi. Kami optimistis angka itu tidak akan bergeser banyak sampai akhir tahun, itu angka gross, angka nett-nya setelah dikurangi dengan pencadangan yang tersedia, saya kira tinggal 1,5% atau 1,7%," kata Muliaman, belum lama ini.
Akan tetapi, dia mengakui pertumbuhan kredit diperkirakan cenderung mengalami perlambatan di kisaran 10%-11%.
"Trennya cenderung meningkat belakangan walaupun tidak kembali seperti posisi tahun lalu, tapi angka 10%-11% pertumbuhan kredit saya kira angka yang cukup tinggi," imbuhnya.
Sementara itu, perkembangan kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sampai dengan akhir kuartal II/2015 juga bergerak positif, terlihat dari total aset IKNB meningkat 0,4% menjadi Rp1.568,5 triliun.
Atas kondisi tersebut, pihaknya telah mengambil berbagai langkah serta kebijakan untuk memberikan stimulus kepada perekonomian Indonesia. Menurutnya, dengan kebijakan ini diharapkan pertumbuhan kredit perbankan, pertumbuhan pasar modal dan perkembangan industri keuangan nonbank (IKNB) dapat tetap terjaga baik.
Ini terlihat dari total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional masing-masing meningkat sebesar 0,9%, 2,1% dan 0,8% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp5.837,7 triliun, Rp3.757 triliun dan Rp4.232 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, rasio kecukupan modal (CAR) juga cukup tinggi walaupun sedikit menurun, yaitu sebesar 20,5% dibandingkan kuartal I/015 sebesar 20,9%. Sedangkan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) masih berada pada angka 2,7%.
"NPL tidak ada perubahan yang berarti karena saya kira kredit belakangan ini meningkat lagi. Kami optimistis angka itu tidak akan bergeser banyak sampai akhir tahun, itu angka gross, angka nett-nya setelah dikurangi dengan pencadangan yang tersedia, saya kira tinggal 1,5% atau 1,7%," kata Muliaman, belum lama ini.
Akan tetapi, dia mengakui pertumbuhan kredit diperkirakan cenderung mengalami perlambatan di kisaran 10%-11%.
"Trennya cenderung meningkat belakangan walaupun tidak kembali seperti posisi tahun lalu, tapi angka 10%-11% pertumbuhan kredit saya kira angka yang cukup tinggi," imbuhnya.
Sementara itu, perkembangan kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sampai dengan akhir kuartal II/2015 juga bergerak positif, terlihat dari total aset IKNB meningkat 0,4% menjadi Rp1.568,5 triliun.
Atas kondisi tersebut, pihaknya telah mengambil berbagai langkah serta kebijakan untuk memberikan stimulus kepada perekonomian Indonesia. Menurutnya, dengan kebijakan ini diharapkan pertumbuhan kredit perbankan, pertumbuhan pasar modal dan perkembangan industri keuangan nonbank (IKNB) dapat tetap terjaga baik.
(rna)