Kembangkan Keuangan Syariah, OJK Sasar NU dan Muhammadiyah
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisasi berinvestasi aman di Bank Syariah atau Pasar Modal Syariah. Bahkan, mereka telah mengincar dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)
Deputi Direktur Direktorat Pasar Modal Syariah OJK, Muhammad Touriq mengatakan, Muhammadiyah dan NU memiliki potensi besar dalam perkembangan bank dan pasar modal syariah. Terlebih mereka memiliki badan usaha yang bergerak di sektor ekonomi.
"Mereka itukan memiliki potensi besar dari dua sisi lho. Mungkin punya lembaga ekonominya. Bisa saja mereka butuh pendanaan, atau sebaliknya kelebihan liquiditasnya bisa taruh ke pasar modal syariah, mungkin mereka saat ini barukenal bank konvensional," ujarnya di Acara Tolkshow Ngopi Sore Bareng, Selasa (29/9/2015).
Cara yang dipilih adalah dengan memberikan pelatihan 'training for trainer' kepada pengurus Muhammadiyah dan NU. Harapannya, mereka bisa menyebarkan informasi mengenai keuntungan berinvestasi di bank atau pasar modal syariah.
"Kami undang pengurusnya, kemudian kami buat workshop. Kami bikin training for trainer, jadi pengurus kami training jadi agen," terangnya.
Selain itu, kata Touriq, pihaknya juga bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam menyosialisasikan keuangan syariah ini, sehingga dapat masuk ke pesantren, kampus dan perusahaan.
Meski pangsa pasar syariah baru sekitar 4,7%, menurut Touriq, sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, negara-negara timteng dan eropa memandang Indonesia merupakan raksasa yang sedang tidur. Apalagi pemerintah yang baru gencar membangun proyek infrastruktur sifatnya riil, seperti bandara, pelabuhan, dan jalan sangat dinanti investor.
"Kami punya OJK institute. Di sana kami melakukan pelatihan secara gratis untuk menyosialisasikan segala kelebihan industri keuangan syariah," pungkasnya.
Deputi Direktur Direktorat Pasar Modal Syariah OJK, Muhammad Touriq mengatakan, Muhammadiyah dan NU memiliki potensi besar dalam perkembangan bank dan pasar modal syariah. Terlebih mereka memiliki badan usaha yang bergerak di sektor ekonomi.
"Mereka itukan memiliki potensi besar dari dua sisi lho. Mungkin punya lembaga ekonominya. Bisa saja mereka butuh pendanaan, atau sebaliknya kelebihan liquiditasnya bisa taruh ke pasar modal syariah, mungkin mereka saat ini barukenal bank konvensional," ujarnya di Acara Tolkshow Ngopi Sore Bareng, Selasa (29/9/2015).
Cara yang dipilih adalah dengan memberikan pelatihan 'training for trainer' kepada pengurus Muhammadiyah dan NU. Harapannya, mereka bisa menyebarkan informasi mengenai keuntungan berinvestasi di bank atau pasar modal syariah.
"Kami undang pengurusnya, kemudian kami buat workshop. Kami bikin training for trainer, jadi pengurus kami training jadi agen," terangnya.
Selain itu, kata Touriq, pihaknya juga bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam menyosialisasikan keuangan syariah ini, sehingga dapat masuk ke pesantren, kampus dan perusahaan.
Meski pangsa pasar syariah baru sekitar 4,7%, menurut Touriq, sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, negara-negara timteng dan eropa memandang Indonesia merupakan raksasa yang sedang tidur. Apalagi pemerintah yang baru gencar membangun proyek infrastruktur sifatnya riil, seperti bandara, pelabuhan, dan jalan sangat dinanti investor.
"Kami punya OJK institute. Di sana kami melakukan pelatihan secara gratis untuk menyosialisasikan segala kelebihan industri keuangan syariah," pungkasnya.
(dmd)