ADB Bantu Sektor Energi bagi Pertumbuhan Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai USD500 juta, termasuk USD100 juta dari ASEAN Infrastructure Fund yang dikelola ADB, untuk membantu menstimulasi sektor energi Indonesia, mendukung agenda reformasi pemerintah, dan menggali potensi sektor energi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Sektor energi Indonesia sangat kekurangan investasi akibat subsidi bahan bakar dan listrik yang berlangsung puluhan tahun.
"Hal ini menyebabkan buruknya akses ke berbagai opsi energi modern, padahal Indonesia memiliki sumber daya energi yang sangat besar," kata Senior Energy Specialist Departemen Asia Tenggara ADB Pradeep Tharakan dalam rilisnya, Sabtu (3/10/2015).
Dia melanjutkan, poyek ini akan membantu pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan memperbesar pasokan dari berbagai sumber terbarukan dan gas alam dalam bauran energi ke depannya.
Dana tersebut akan mendukung agenda reformasi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan tata kelola sektor energi secara menyeluruh dengan menurunkan subsidi, menjalankan tarif berdasarkan pemulihan biaya (cost recovery), dan meningkatkan kinerja perusahaan milik negara seperti PT PLN.
Guna membantu meningkatkan investasi swasta di sektor energi, program ini akan mendukung pelaksanaan tindakan kebijakan yang sudah lama tertunda.
Hal ini mencakup perampingan lisensi dan izin proyek energi melalui pengurusan satu atap; memungkinkan perusahaan swasta memanfaatkan jalur transmisi PLN yang ada untuk menjual listrik langsung ke pengguna akhir di lokasi terpencil; serta memberi kepastian aturan yang lebih kuat di subsektor minyak dan gas.
Misalnya, lanjut dia, melalui proses yang konsisten dalam mengambil keputusan terkait kontrak bagi hasil minyak dan gas yang masa berlakunya hampir selesai.
Selain itu, program ini juga akan mendukung upaya pemerintah memperbesar skala energi terbarukan melalui pemberian insentif harga bagi panas bumi, biomassa, dan pembangkit listrik tenaga air skala kecil, serta mendirikan pasar efisiensi energi melalui peningkatan standar dan pelabelan peralatan rumah tangga dan persyaratan bagi bangunan dan fasilitas perkotaan hemat energi.
"Program ini pun akan mendukung agenda elektrifikasi pemerintah dan membuka jalan bagi penerapan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih seperti penyerapan dan penyimpanan karbon pada skala memadai," ujarnya.
Dia menuturkan, pinjaman ADB berpotensi untuk dilengkapi pembiayaan bersama (cofinancing) sekitar USD800 juta dari para mitra pembangunan.
Sektor energi Indonesia sangat kekurangan investasi akibat subsidi bahan bakar dan listrik yang berlangsung puluhan tahun.
"Hal ini menyebabkan buruknya akses ke berbagai opsi energi modern, padahal Indonesia memiliki sumber daya energi yang sangat besar," kata Senior Energy Specialist Departemen Asia Tenggara ADB Pradeep Tharakan dalam rilisnya, Sabtu (3/10/2015).
Dia melanjutkan, poyek ini akan membantu pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan memperbesar pasokan dari berbagai sumber terbarukan dan gas alam dalam bauran energi ke depannya.
Dana tersebut akan mendukung agenda reformasi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan tata kelola sektor energi secara menyeluruh dengan menurunkan subsidi, menjalankan tarif berdasarkan pemulihan biaya (cost recovery), dan meningkatkan kinerja perusahaan milik negara seperti PT PLN.
Guna membantu meningkatkan investasi swasta di sektor energi, program ini akan mendukung pelaksanaan tindakan kebijakan yang sudah lama tertunda.
Hal ini mencakup perampingan lisensi dan izin proyek energi melalui pengurusan satu atap; memungkinkan perusahaan swasta memanfaatkan jalur transmisi PLN yang ada untuk menjual listrik langsung ke pengguna akhir di lokasi terpencil; serta memberi kepastian aturan yang lebih kuat di subsektor minyak dan gas.
Misalnya, lanjut dia, melalui proses yang konsisten dalam mengambil keputusan terkait kontrak bagi hasil minyak dan gas yang masa berlakunya hampir selesai.
Selain itu, program ini juga akan mendukung upaya pemerintah memperbesar skala energi terbarukan melalui pemberian insentif harga bagi panas bumi, biomassa, dan pembangkit listrik tenaga air skala kecil, serta mendirikan pasar efisiensi energi melalui peningkatan standar dan pelabelan peralatan rumah tangga dan persyaratan bagi bangunan dan fasilitas perkotaan hemat energi.
"Program ini pun akan mendukung agenda elektrifikasi pemerintah dan membuka jalan bagi penerapan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih seperti penyerapan dan penyimpanan karbon pada skala memadai," ujarnya.
Dia menuturkan, pinjaman ADB berpotensi untuk dilengkapi pembiayaan bersama (cofinancing) sekitar USD800 juta dari para mitra pembangunan.
(izz)