Cegah PHK, BKPM Kumpulkan 300 Pengusaha Tekstil dan Sepatu

Jum'at, 09 Oktober 2015 - 00:03 WIB
Cegah PHK, BKPM Kumpulkan 300 Pengusaha Tekstil dan Sepatu
Cegah PHK, BKPM Kumpulkan 300 Pengusaha Tekstil dan Sepatu
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengundang 300 pengusaha di sektor industri padat karya untuk sosialisasi Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu (DKITS). Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir dampak lesunya perekonomian yang menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Pengusaha yang akan dikumpulkan adalah perwakilan dari perusahaan-perusahaan tekstil dan sepatu yang tergolong ke dalam investasi padat karya.

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan langkah BKPM mengundang investor-investor padat karya tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah mengonsolidasikan komunikasi antara pemerintah dan pengusaha.

“Jadi antara pengusaha, pemerintah dan pekerja ini harus solid, salah satu upaya untuk menjaga kesolidan ini adalah dengan terus menjalin komunikasi secara intensif,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada Sindonews, Kamis (8/10/2015).

Menurut Franky, desk khusus investasi tekstil dan sepatu ini sebagai upaya pemerintah memfasilitasi investor existing yang sedang menghadapi masalah, sehingga dapat mencegah terjadinya PHK.

“Jadi melalui desk ini kalau memang ada perusahaan yang berencana untuk melakukan PHK agar menyampaikan terlebih dahulu problemnya kepada kami. Kalau memang kesulitan membayar listrik, maka kami akan fasilitasi pertemuan dengan PLN, kalau memang kesulitan dengan pinjaman, maka akan kami fasilitasi pertemuan dengan bank-bank BUMN yang ada,” terangnya.

Dalam daftar 300 perusahaan yang akan hadir di BKPM di antaranya adalah mayoritas adalah anggota dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Persatuan Sepatu Indonesia (Aprisindo). Kedua sektor industri tersebut merupakan industri padat karya.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM tercatat pada semester-I 2015 investasi masih tumbuh 16,6% mencapai Rp 259,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai investasi tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga 686.174 orang. Naik 12,31% dibandingkan tahun lalu.

Sebelumnya dalam peluncuran program Investasi Padat Karya untuk Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia awal pekan ini tercatat 16 perusahaan investasi padat karya di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia sedikitnya 121.285 orang dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019).

Ke-16 perusahaan investasi padat karya yang terlibat dalam tahap pertama “Program Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja" tersebut, terdiri dari lima perusahaan yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat, dengan total rencana investasi Rp5,8 triliun dan realisasi investasi Rp1,8 triliun dan rencana penyerapan tenaga kerja 29.580 orang, dengan perincian 20.580 orang pada tahun 2015-2016 dan 9.000 orang pada tahun 2017-2019.

Perusahan padat karya tersebut berada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang.

Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah terdapat 11 perusahaan dengan total rencana investasi Rp13,1 triliun dan realisasi investasi Rp9,6 triliun dengan rencana penyerapan tenaga kerja 91.705 orang, dengan perincian 53.305 orang pada 2015-2016 dan 38.400 orang pada 2017-2019, yang berada di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Jepara, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kota Salatiga dan Kota Semarang.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9374 seconds (0.1#10.140)