Bangun PLTS di RI Mahal karena Solar Cell Impor
A
A
A
PURWAKARTA - Direktur Utama PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Muljo Adji mengungkapkan, saat ini membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia masih mahal.
Untuk PLTS Cirata yang hari ini diresmikan saja, anak usaha PT PLN (Persero) ini harus menggelontorkan dana sekitar Rp28 miliar.
Dia mengatakan, pembangunan PLTS di Indonesia masih mahal lantaran saat ini Indonesia belum bisa menghasilkan solar cell. Selama ini, bahan baku yang digunakan untuk PLTS tersebut masih diimpor.
"Kecenderungan pembangunan PLTS di luar negeri menurun. Tapi PLTS di Indonesia mahal karena solar cell masih impor," katanya di PLTA Cirata, Purwakarta, Kamis (15/10/2015).
Untuk itu, pihaknya menginginkan agar di Indonesia dapat dibangun pabrik solar cell. PJB pun siap bekerja sama dengan pabrikan manapun untuk merealisasikan pabrik solar cell tersebut.
"Ada beberapa yang menyampaikan kesediaannya, tapi ada syaratnya. Di sini, posisi PJB tidak bisa sendiri, harus didukung policy pemerintah," imbuh dia.
Menurutnya, jika pemerintah bercita-cita membangun banyak PLTS di Indonesia maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan dan berbagai insentif lain untuk pembangunan pabrik solar cell di Tanah Air.
"Kalau kita di Indonesia sudah memiliki pabrik solar cell, harganya lebih murah. Sekarang kita harganya USD8-USD9 sen/kwh, nanti bisa USD5-USD6 sen. Bayangkan kalau kita sudah bisa membangun sollar cell dengan harga murah, sepanjang tahun selalu ada," tutur dia.
Baca:
PLN Resmikan Pengoperasian PLTS Cirata
PJB Gandeng Qatar Bangun PLTG di Sumut
Untuk PLTS Cirata yang hari ini diresmikan saja, anak usaha PT PLN (Persero) ini harus menggelontorkan dana sekitar Rp28 miliar.
Dia mengatakan, pembangunan PLTS di Indonesia masih mahal lantaran saat ini Indonesia belum bisa menghasilkan solar cell. Selama ini, bahan baku yang digunakan untuk PLTS tersebut masih diimpor.
"Kecenderungan pembangunan PLTS di luar negeri menurun. Tapi PLTS di Indonesia mahal karena solar cell masih impor," katanya di PLTA Cirata, Purwakarta, Kamis (15/10/2015).
Untuk itu, pihaknya menginginkan agar di Indonesia dapat dibangun pabrik solar cell. PJB pun siap bekerja sama dengan pabrikan manapun untuk merealisasikan pabrik solar cell tersebut.
"Ada beberapa yang menyampaikan kesediaannya, tapi ada syaratnya. Di sini, posisi PJB tidak bisa sendiri, harus didukung policy pemerintah," imbuh dia.
Menurutnya, jika pemerintah bercita-cita membangun banyak PLTS di Indonesia maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan dan berbagai insentif lain untuk pembangunan pabrik solar cell di Tanah Air.
"Kalau kita di Indonesia sudah memiliki pabrik solar cell, harganya lebih murah. Sekarang kita harganya USD8-USD9 sen/kwh, nanti bisa USD5-USD6 sen. Bayangkan kalau kita sudah bisa membangun sollar cell dengan harga murah, sepanjang tahun selalu ada," tutur dia.
Baca:
PLN Resmikan Pengoperasian PLTS Cirata
PJB Gandeng Qatar Bangun PLTG di Sumut
(rna)