Indef: Rupiah Sempat Menguat karena Data Ini

Jum'at, 16 Oktober 2015 - 23:12 WIB
Indef: Rupiah Sempat Menguat karena Data Ini
Indef: Rupiah Sempat Menguat karena Data Ini
A A A
JAKARTA - Economist Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengungkapkan, penguatan rupiah yang sangat signifikan dalam beberapa waktu belakangan ini disebabkan banyak faktor. Faktor utama yang sangat berperan adalah data ketenagakerjaan AS yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Tidak lama setelah data terkait ketenagakerjaan di AS dirilis, hampir seluruh mata uang di dunia mengalami penguatan (apresiasi) terhadap USD," ujar Dzulfian di Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Hal ini mengkonfirmasi bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah pelemahan USD yang berakibat pada penguatan mata uang negara-negara lain, khususnya negara emerging markets, termasuk Indonesia. (Baca: Rupiah Dibuka Kalah dari USD Pascarilis Inflasi)

Data ketenagakerjaan AS yang tidak terlalu menggembirakan juga mengindikasikan bahwa pemulihan perekonomian AS tidak sebaik yang diperkirakan banyak orang. (Baca: Indef Ragu Paket Kebijakan Ekonomi Dongkrak Rupiah)

Lemahnya data ketenagakerjaan AS, tingkat inflasi AS yang masih terkendali, serta pertumbuhan ekonomi yang moderat adalah tiga alasan utama the Fed tidak jadi menaikan suku bunga (Fed Rate) pada pertengahan September lalu.

Bertahannya Fed rate memiliki dua mata sisi uang untuk Indonesia. Pertama, berita baiknya adalah laju pelarian modal (capital outflow) Indonesia ke luar negeri melambat sehingga mengurangi tekanan pada depresiasi rupiah terhadap USD. (Baca: USD Menjauh dari Koreksi, Rupiah Ditutup Terdepresiasi)

Kedua, berita buruknya adalah ketidakpastiaan global masih terus terjadi karena pasar masih akan "wait and see" menunggu kapan kepastian Fed akan menaikkan suku bunga. "Saya prediksi Fed rate akan dinaikkan paling cepat pada kuartal 1 tahun depan," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7211 seconds (0.1#10.140)