Gerindra: Paket Kebijakan Ekonomi Tak Berdasar Konsep Jelas

Kamis, 22 Oktober 2015 - 16:22 WIB
Gerindra: Paket Kebijakan...
Gerindra: Paket Kebijakan Ekonomi Tak Berdasar Konsep Jelas
A A A
JAKARTA - Empat paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah dalam waktu singkat dinilai tidak berdasarkan konsep jelas dan tidak direncanakan secara matang.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo mengatakan, pemerintah terkesan hanya menambal sulam kebijakan yang sudah ada, kemudian mengemasnya dengan istilah paket kebijakan ekonomi.

"Paket kebijakan itu bukan sesuatu yang istimewa tetapi dikemas saja dalam istilah paket kebijakan sehingga seolah-olah menjadi angin segar bagi ekonomi yang sedang terpuruk," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Kamis (22/10/2015).

Baca juga:

Ini Tiga Paket Kebijakan Ekonomi September I Jokowi
Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi
Ini Isi Lengkap Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Jilid III
Ini Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV Jokowi
Rizal Ramli Bocorkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V

Menurut Bambang, revisi regulasi dan penerbitan peraturan baru dalam jumlah besar dalam waktu sangat singkat sekitar 1 bulan justru menunjukkan pemerintah tidak memiliki grand design atau konsep ekonomi yang jelas.

"Seharusnya tidak terburu-buru sebab bisa berdampak negatif bagi perekonomian di masa mendatang. Yang diharapkan bukan banyaknya paket, tetapi efektivitas dan manfaat riilnya bagi rakyat," tegasnya.

Dia juga menilai paket kebijakan I, II, III, hingga IV dan kemungkinan disusul dengan paket-paket selanjutnya (paket kebijakan V) tidak akan berdampak besar terhadap perekonomian nasional, termasuk nilai tukar rupiah.

"Penguatan rupiah lebih disebabkan kondisi ekonomi Amerika Serikat, dan intervensi Bank Indonesia yang menggojrot pasar uang sebab tidak mungkin rupiah bisa menguat hingga 1.000 poin dalam sehari," ujarnya.

Bambang mengkhawatirkan apresisasi nilai rupiah yang tidak fundamental akan menjadi bumerang bagi perekonomian, apalagi permintaan dolar AS diprediksi melonjak lagi menjelang akhir tahun karena pinjaman dunia usaha akan jatuh tempo.

"Buktinya, rupiah kembali melemah dalam beberapa hari terakhir. Gejolak nilai tukar yang tajam seperti ini tidak bagus karena menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6104 seconds (0.1#10.140)