Pengusaha Sawit: Lahan Gambut Terbakar karena Tidak Dikelola

Rabu, 28 Oktober 2015 - 21:48 WIB
Pengusaha Sawit: Lahan...
Pengusaha Sawit: Lahan Gambut Terbakar karena Tidak Dikelola
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengungkapkan, kebakaran yang terjadi di lahan gambut karena tidak dikelola dengan baik. Terlebih, pada musim kemarau lahan tersebut mudah terbakar.

Joko menyebutkan, lahan terbakar yang menyebabkan kabut asap sebagian besar berada di luar konsesi perusahaan kelapa sawit. Kebakaran hutan di Indonesia juga bukan spesifik karena gambut, lantaran jumlah hutan atau lahan nongambut yang terbakar hampir sama besarnya. (Baca: Industri Sawit Kokoh di Tengah Kabut Asap)

"Jadi, tidak bisa menyalahkan ini kebakaran terjadi di lahan gambut. Apalagi milik perusahaan kelapa sawit. Terus ada moratorium penggunaan lahan gambut. Di Serawak, Malaysia kebanyakan perkebunan sawit ada di lahan gambut. Bahkan, kedalamannya sampai 14 meter. Mereka aman-aman saja, karena dikelola perusahaan dengan baik. Ada sampai usia perkebunan 80 tahun," ujarnya, dalam diskusi di Auditorium Gedung Sindo, Jakarta, Selasa (28/10/2015) malam.

Dia menuturkan, hutan di luar Indonesia yang berupa subtropis juga mengalami kebakaran hebat. "Fenomena kebakaran hutan atau lahan terjadi di berbagai tempat, bukan spesifik Indonesia. Masyarakat Amerika Serikat dan Eropa merupakan masyarakat yang memiliki disiplin dan kepedulian tinggi pada lingkungan, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Faktanya, kebakaran hutan atau lahan tetap terjadi setiap tahun,” bebernya.

Joko menjelaskan, kebakaran lahan di Indonesia merupakan masalah kompleks, dari lokasi kebakaran, baik di dalam atau di luar konsesi perusahaan, dari aspek pihak terkait, baik perusahaan, masyarakat, maupun pemerintah, juga karena alasan ekonomi atau politik. (Baca: Industri Sawit dalam Ancaman Asing, Pemerintah Jangan Naif)

"Perusahaan pasti tidak ingin lahan mereka terbakar. Jika terjadi kebakaran sudah ada sumber daya manusia untuk mencegah atau memadamkan. Selain itu, mereka memiliki alat-alat pemadaman. Nah, bagaimana dengan lokasi kebakaran di hutan, di ladang milik masyarakat atau lahan tak bertuan, pemadaman tentu sulit dilakukan," ungkapnya

Dia menengarai ada motif tertentu di balik terjadinya kebakaran lahan tersebut, di antaranya strategi pelemahan komoditas unggul (sawit). Pemerintah diharapkan melihat masalah kebakaran dari berbagai aspek, baik lingkungan, ekonomi, keamanan, maupun politik internasional sehingga tidak terperangkap pada upaya penyelesaian jalan pintas dan sporadis, main tutup perusahaan. (Baca: Gapki Minta Pemerintah Proteksi Komoditas Sawit Indonesia)
(dmd)
Berita Terkait
Perusahaan Pengendali...
Perusahaan Pengendali Hama Tanaman Sawit Unjuk Gigi di Ajang IPOC 2023
Kabar Gembira bagi Pemilik...
Kabar Gembira bagi Pemilik Kebun Sawit, Harga CPO Tinggi hingga Pertengahan Tahun Depan
Isu Pengusaha-Buruh...
Isu Pengusaha-Buruh Jadi PR Besar di Industri Sawit
Gapki Proyeksikan Ekspor...
Gapki Proyeksikan Ekspor Sawit Tahun Ini Capai Rp400 Triliun
Industri Sawit Jadi...
Industri Sawit Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Masa Depan Industri...
Masa Depan Industri Sawit di Tangan Generasi Muda
Berita Terkini
Beri Semangat Para Pejuang...
Beri Semangat Para Pejuang Kanker, MNC Peduli Dukung Fun Run
3 jam yang lalu
Gokil, Harga Emas Diramal...
Gokil, Harga Emas Diramal Tembus Rp2,1 Juta per Gram
4 jam yang lalu
Kena Tarif Baru Trump...
Kena Tarif Baru Trump 32%, Wamen BUMN: Tantangan Revitalisasi Industri
6 jam yang lalu
Rabu Biru Indonesia...
Rabu Biru Indonesia Gandeng Bulog Serap Gabah Petani di Sleman
7 jam yang lalu
Tarif Trump Gerus Kekayaan...
Tarif Trump Gerus Kekayaan 5 Miliarder Mode Teratas, Nomor 1 Rugi Rp547,4 T
8 jam yang lalu
KAI Layani 29,17 Juta...
KAI Layani 29,17 Juta Pelanggan Selama Masa Angkutan Lebaran 2025
8 jam yang lalu
Infografis
Tips Sehat supaya Asam...
Tips Sehat supaya Asam Urat Tidak Ganggu saat Mudik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved