Alasan Gerindra Tolak RUU RAPBN 2015

Kamis, 29 Oktober 2015 - 20:44 WIB
Alasan Gerindra Tolak...
Alasan Gerindra Tolak RUU RAPBN 2015
A A A
JAKARTA - Anggota Partai Gerindra Wilgo Zainar mengemukakan, pihaknya tidak bisa menerima RUU RAPBN 2016 lantaran ada beberapa hal yang tidak masuk akal. Salah satunya sektor penerimaan pajak yang tidak realistis.

Menurut Wilgo, target pajak dari dulu jarang bisa tercapai. Sebab itu, dia meminta pemerintah tidak memaksakan sehingga timbul shortfall tinggi. (Baca: Gerindra Beri Sinyal Tolak RUU RAPBN 2016)

"Betul, kami pada rapat intern menolak. Pertama, keberatan kami di penerimaan pajak pada APBNP. Kami paham yang ditargetkan pemerintah belum bisa dicapai. Bahkan Menkeu sebut kira-kira ada shortfall Rp120 triliun. Maka diharapkan ada mekanisme multi atau bilateral. Kami harap pemerintah bisa agak realistis. Kalau bisa melampau target, itu malah bagus asalkan targetnya realistis," ujarnya di ruang rapat Badan Anggaran Jakarta, Kamis (29/10/2015)

Kedua, lanjut Wilgo, pihaknya ingin transparansi dalam alokasi PMN (penyertaan odal negera) sebesar Rp62 triliun. Pasalnya, saat ini baru terealisasi Rp28 triliun. Berarti ada Rp34 triliun yang belum tersalurkan atau terealisasikan. Sekarang pemerintah ingin menambah lagi Rp30 triliun.

Gerindra menginginkan, dana tersebut dialihkan ke dana desa atau transfer daerah daripada tidak terealisasi secara utuh. "Kalau ada 74 ribu desa, dan kalau Pak Jokowi komitmen soal dana desa, itu seharusnya bisa disalurkan ke sana untuk dana desa sudah dipagukan, ini akan lebih bisa bijaksana. Kami harap ini bisa dialihkan juga ke infrastruktur pangan karena kita bosan selalu menjadi importir pangan," jelasnya.

Ketiga, pihaknya ingin pemerintah serius menanggulangi masalah asap yang melanda pulau lain di Indonesia. Karena ini butuh dana besar.

"Porsi ini lebih perlu ketimbang PMN. Kami harap tahun ini ditiadakan PMN. Kalau penerimaan dikembalikan ke alokasi lalu dan PMN dihilangkan untuk infrastruktur pangan dan penanggulangan asap tentu akan kami kaji lagi," pungkasnya.
(dmd)
Berita Terkait
Pidato Presiden Tentang...
Pidato Presiden Tentang APBN Tahun anggaran 2025 di Sidang Paripurna DPR
Alokasi Dana Pendidikan...
Alokasi Dana Pendidikan dalam RAPBN 2021 Harus Sentuh Pesantren Demi Pemerataan
Koleksi UT Terbaru Sematkan...
Koleksi UT Terbaru Sematkan Karya dari Mendiang Seniman Amerika
Fraksi PAN Berikan Pandangan...
Fraksi PAN Berikan Pandangan Kebijakan Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal RAPBN 2021
RAPBN 2023, Ini 5 Fokus...
RAPBN 2023, Ini 5 Fokus Pemerintahan Jokowi
Disetujui DPR, Ini Asumsi-Asumsi...
Disetujui DPR, Ini Asumsi-Asumsi dalam RAPBN 2021
Berita Terkini
Terus Dorong Akses Crypto...
Terus Dorong Akses Crypto untuk Semua
12 menit yang lalu
Pentingnya Biodiversity...
Pentingnya Biodiversity Credit untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
32 menit yang lalu
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
37 menit yang lalu
Indonesia-Rusia Makin...
Indonesia-Rusia Makin Mesra di Tengah Meningkatnya Tensi Perang Dagang AS
1 jam yang lalu
Pelayanan Haji Makin...
Pelayanan Haji Makin Nyaman, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah
1 jam yang lalu
Kongres 2025, IATMI...
Kongres 2025, IATMI Didorong Majukan Energi di Indonesia
1 jam yang lalu
Infografis
AS Tolak Rencana Inggris...
AS Tolak Rencana Inggris untuk Kirim Pasukan ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved