Waduk Logung Ditarget Rampung Lebih Cepat Desember 2017
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Waduk Logung di Kudus, Jawa Tengah, bisa selesai satu tahun lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono mengatakan, progress pembangunan proyek saat ini sudah mencapai 13,54% atau lebih cepat dari rencana semula 10,47%.
“Kami optimistis proyek ini akan bisa diselesaikan lebih cepat berdasarkan target yang kami tetapkan dari laporan yang saya terima. Semula kita menargetkan pembangunan waduk ini bisa selesai Desember 2018. Namun sepertinya bisa lebih cepat setahun lebih awal Desember 2017,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Rabu (11/11/2015).
Kepala Satuan Kerja Waduk Logung Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Duki Malindo mengatakan, capaian pembangunan yang melebihi target lebih awal tersebut, meliputi semua sisi pekerjaan.
“Mulai dari pekerjaan saluran, galian bendung utama, serta pembangunan jalan akses proyek. Kami juga membangun akses kerja yang dibeton sehingga meski dalam kondisi hujan, pekerjaan tetap bisa dilakukan,” paparnya.
Menurut Duki, dalam upaya mendukung percepatan proyek dari APBN senilai Rp600 miliar, dilakukan dengan sistem dua shift. Dari sisi pembebasan lahan, relatif tak ada hambatan berarti, sebab lahan proyek seluas 190 hektare (ha) sebagian besar didominasi lahan tidur atau lahan garapan yang berada di dua desa pada dua kecamatan di Kabupaten Kudus.
“Saat ini jumlah lahan yang telah dibebaskan sudah mencapai 112 ha. Dari jumlah tersebut, termasuk di antaranya 12,6 ha lahan milik PT Perhutani, sedangkan sisanya 35 ha merupakan hutan area irigasi,” terangnya.
Dia optimistis, penyelesaian proyek bisa berlangsung cepat sebab hambatan teknis dan sosial proyek relatif bisa diprediksi dan diatasi dengan percepatan penyelesaian waduk. Manfaat waduk dengan tipe urugan inti tegak tersebut akan mampu mengairi sawah dari semula 2.200 ha menjadi seluas 5.296 ha. Sumber air baku mencapai 200 liter per detik.
Waduk ini diharapkan bisa mengurangi banjir hingga 25% dan mampu menyedot pariwisata domestik. Di sisi lain, ada potensi pembangkit listrik mikro hidro sebesar 0,5 megawatt.
Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono mengatakan, progress pembangunan proyek saat ini sudah mencapai 13,54% atau lebih cepat dari rencana semula 10,47%.
“Kami optimistis proyek ini akan bisa diselesaikan lebih cepat berdasarkan target yang kami tetapkan dari laporan yang saya terima. Semula kita menargetkan pembangunan waduk ini bisa selesai Desember 2018. Namun sepertinya bisa lebih cepat setahun lebih awal Desember 2017,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Rabu (11/11/2015).
Kepala Satuan Kerja Waduk Logung Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Duki Malindo mengatakan, capaian pembangunan yang melebihi target lebih awal tersebut, meliputi semua sisi pekerjaan.
“Mulai dari pekerjaan saluran, galian bendung utama, serta pembangunan jalan akses proyek. Kami juga membangun akses kerja yang dibeton sehingga meski dalam kondisi hujan, pekerjaan tetap bisa dilakukan,” paparnya.
Menurut Duki, dalam upaya mendukung percepatan proyek dari APBN senilai Rp600 miliar, dilakukan dengan sistem dua shift. Dari sisi pembebasan lahan, relatif tak ada hambatan berarti, sebab lahan proyek seluas 190 hektare (ha) sebagian besar didominasi lahan tidur atau lahan garapan yang berada di dua desa pada dua kecamatan di Kabupaten Kudus.
“Saat ini jumlah lahan yang telah dibebaskan sudah mencapai 112 ha. Dari jumlah tersebut, termasuk di antaranya 12,6 ha lahan milik PT Perhutani, sedangkan sisanya 35 ha merupakan hutan area irigasi,” terangnya.
Dia optimistis, penyelesaian proyek bisa berlangsung cepat sebab hambatan teknis dan sosial proyek relatif bisa diprediksi dan diatasi dengan percepatan penyelesaian waduk. Manfaat waduk dengan tipe urugan inti tegak tersebut akan mampu mengairi sawah dari semula 2.200 ha menjadi seluas 5.296 ha. Sumber air baku mencapai 200 liter per detik.
Waduk ini diharapkan bisa mengurangi banjir hingga 25% dan mampu menyedot pariwisata domestik. Di sisi lain, ada potensi pembangkit listrik mikro hidro sebesar 0,5 megawatt.
(dmd)