Harga Kelapa Sawit pada 2015 Anjlok 30%
A
A
A
NUSA DUA - Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menyatakan, harga minyak kelapa sawit pada 2015 mengalami penurunan signifikan sebesar 30% menjadi USD584 per ton atau sekitar Rp7,9 juta per ton. Di mana pada 2014, harga mencapai USD821 per ton.
Menurutnya, penurunan harga jual ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya pelemahan permintaan kelapa sawit dari negara pengimpor, seperti negara di Eropa dan China, serta menurunnya harga minyak mentah dunia, yang juga berpengaruh terhadap harga minyak kelapa sawit.
“Permintaan kelapa sawit di pasar tradisional kita mengalami penurunan, itu juga salah satu yang menyebabkan harga turun. Saat ini memang permintaan pasar modern mengalami kenaikan tapi tidak signifikan,” ujarnya, di acara Indonesian Palm Oil Converence 2015, di Nusa Dua, Badung, Kamis, (26/11/2015).
Di samping harga minyak kelapa sawit yang merosot hasil produksi pun mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya adalah kebakaran lahan, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Joko menyampaikan harapannya agar pemerintah ke depan tetap memperhatikan keberadaan para pengusaha kelapa sawit.
Mengingat kelapa sawit memegang peran yang teramat penting dalam pemerataan perekonomian karena sebagian besar lahan kelapa sawit berada di luar Pulau Jawa. “Sekarang ini ekspor turun dari Januari 2015 hingga saat ini turun sekitar 6 hingga 17%," imbuhnya.
Untuk itu, dalam kesempatan kali ini Joko mewakili organisasi yang dipimpin Gapkin, mengusulkan agar komoditas sawit ditetapkan sebagai komoditas strategis.
Menurutnya, penurunan harga jual ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya pelemahan permintaan kelapa sawit dari negara pengimpor, seperti negara di Eropa dan China, serta menurunnya harga minyak mentah dunia, yang juga berpengaruh terhadap harga minyak kelapa sawit.
“Permintaan kelapa sawit di pasar tradisional kita mengalami penurunan, itu juga salah satu yang menyebabkan harga turun. Saat ini memang permintaan pasar modern mengalami kenaikan tapi tidak signifikan,” ujarnya, di acara Indonesian Palm Oil Converence 2015, di Nusa Dua, Badung, Kamis, (26/11/2015).
Di samping harga minyak kelapa sawit yang merosot hasil produksi pun mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya adalah kebakaran lahan, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Joko menyampaikan harapannya agar pemerintah ke depan tetap memperhatikan keberadaan para pengusaha kelapa sawit.
Mengingat kelapa sawit memegang peran yang teramat penting dalam pemerataan perekonomian karena sebagian besar lahan kelapa sawit berada di luar Pulau Jawa. “Sekarang ini ekspor turun dari Januari 2015 hingga saat ini turun sekitar 6 hingga 17%," imbuhnya.
Untuk itu, dalam kesempatan kali ini Joko mewakili organisasi yang dipimpin Gapkin, mengusulkan agar komoditas sawit ditetapkan sebagai komoditas strategis.
(dmd)