Lahirkan Santripreneur bidang Perkebunan, Wapres Minta Pengusaha Sawit Gandeng Ponpes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta pengusaha kelapa sawit meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan. Termasuk juga para santri di pondok pesantren.
Hal itu disampaikan Wapres saat membuka Musyarawah Nasional (Munas) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) IX har ini.
Menurut Maruf, Gapki dapat bekerja sama, membina, dan membimbing pondok pesantren dalam melahirkan santripreneur di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit.
“Terdapat kurang lebih 34.000 pondok pesantren di Indonesia dengan jumlah santri tidak kurang dari 4,76 juta orang," ujarnya, Jumat (3/3/2023).
Wapres menjelaskan, ke depan industri kelapa sawit diyakini tetap menjadi pilar penting bagi perekonomian nasional karena mendukung sepertiga kebutuhan minyak nabati dunia.
Permintaan produk sawit untuk pangan atau oleofood diproyeksikan mencapai USD106,16 miliar pada 2035, sedangkan untuk industri oleokimia mencapai USD190 miliar.
"Sekitar 44,2% pesantren punya beragam potensi ekonomi, mulai dari pengembangan koperasi UMKM dan ekonomi syariah, agribisnis, peternakan, perkebunan, maupun vokasional,” imbuh Wapres.
Selain itu, industri kelapa sawit mampu menyediakan lapangan kerja yang berlimpah bagi kurang lebih 16,2 juta tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga menguatkan upaya penurunan pengangguran dengan jumlah serapan tenaga kerja yang besar.
Sekadar informasi, saat ini industri kelapa sawit menjadi salah satu tumpuan sumber pendapatan negara, di mana devisa ekspor pada 2022 mencapai USD39,28 miliar. Ini merupakan rekor tertinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Wapres saat membuka Musyarawah Nasional (Munas) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) IX har ini.
Menurut Maruf, Gapki dapat bekerja sama, membina, dan membimbing pondok pesantren dalam melahirkan santripreneur di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit.
“Terdapat kurang lebih 34.000 pondok pesantren di Indonesia dengan jumlah santri tidak kurang dari 4,76 juta orang," ujarnya, Jumat (3/3/2023).
Wapres menjelaskan, ke depan industri kelapa sawit diyakini tetap menjadi pilar penting bagi perekonomian nasional karena mendukung sepertiga kebutuhan minyak nabati dunia.
Permintaan produk sawit untuk pangan atau oleofood diproyeksikan mencapai USD106,16 miliar pada 2035, sedangkan untuk industri oleokimia mencapai USD190 miliar.
"Sekitar 44,2% pesantren punya beragam potensi ekonomi, mulai dari pengembangan koperasi UMKM dan ekonomi syariah, agribisnis, peternakan, perkebunan, maupun vokasional,” imbuh Wapres.
Selain itu, industri kelapa sawit mampu menyediakan lapangan kerja yang berlimpah bagi kurang lebih 16,2 juta tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga menguatkan upaya penurunan pengangguran dengan jumlah serapan tenaga kerja yang besar.
Sekadar informasi, saat ini industri kelapa sawit menjadi salah satu tumpuan sumber pendapatan negara, di mana devisa ekspor pada 2022 mencapai USD39,28 miliar. Ini merupakan rekor tertinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.