Mendag Tinjau Gerai Maritim di Tapal Batas Atambua
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong, menuju tapal batas Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste, di Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan memakai kain tenun khas NTT, Menteri Thomas bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Penjabat Bupati Belu Williem Voni dan sejumlah pejabat Kementerian Perdagangan serta Muspida, berjalan kaki meninjau gerai maritim dan pembangunan pasar di perbatasan.
"Bangunan pasar akan menjadi salah satu komponen dengan berbagai pelayanan terpadu di perbatasan, seperti bea cukai, karantina, dan lainnya," tutur Mendag di Motaain, Belu, NTT dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/11/2015).
Mendag melihat dari dekat infrastruktur dan fasilitas bangunan pelayanan yang ada di perbatasan, termasuk melihat fasilitas gerai maritim. Pemerintah akan membangun sarana yang baik untuk perdagangan di perbatasan. "Sarana yang baik, aman, dan higienis," katanya.
Kunjungan ke NTT ini, menurut Mendag, memiliki agenda penting. Sebab, Mendag sedang mengidentifikasi rencana pembangunan industri yang berbasis potensi lokal. Mendag sempat melihat peternakan sapi di Silawan, Belu dan Pelabuhan Atapupu.
"Saya ingin melihat dari dekat industri ringan apa yang bisa dibangun di sini guna menunjang kemakmuran masyarakat NTT. Kita harus meningkatkan kegiatan ekonomi. Sepertinya, industri berbasis peternakan perlu dibangun di sini," ujarnya.
Peternakan sapi, kata Mendag, memiliki basis budaya. Masyarakat sudah memiliki budaya beternak sapi dan menggunakan sapi untuk kepentingan adat. Selain itu, kebutuhan daging sapi secara nasional juga terus meningkat. Untuk itu, industri peternakan sapi menjadi alternatif utama untuk didorong agar dibangun di Belu, Atambua, dan Kupang, NTT.
"Dalam jangka panjang, industri peternakan sapi ini akan bisa mengurangi impor ternak sapi dan daging sapi," ungkapnya.
Peternakan sapi juga dimaksudkan untuk kepentingan ekspor. Mendag juga melihat potensi pengembangan industri peternakan babi yang juga untuk ekspor. Industri lain yang juga perlu dikembangkan di NTT adalah pertanian jagung.
"Kita juga masih impor jagung dengan nilai cukup besar. Wilayah NTT ini sangat cocok untuk mengembangkan pertanian jagung," ujarnya.
Mendag mengungkapkan, lalu lintas perdagangan nantinya dapat mengembangkan tol laut yang sekarang menjadi program prioritas pemerintah.
"Harus dilakukan lewat tol laut. Saya bersama Menhub sudah meluncurkan tiga rute tol laut yang menjamin transfer laut secara terjadwal, sehingga dapat memberikan kepastian angkutan. Dalam waktu tak terlalu lama, tol laut ini akan melewati pelabuhan-pelabuhan di NTT," pungkasnya.
"Bangunan pasar akan menjadi salah satu komponen dengan berbagai pelayanan terpadu di perbatasan, seperti bea cukai, karantina, dan lainnya," tutur Mendag di Motaain, Belu, NTT dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/11/2015).
Mendag melihat dari dekat infrastruktur dan fasilitas bangunan pelayanan yang ada di perbatasan, termasuk melihat fasilitas gerai maritim. Pemerintah akan membangun sarana yang baik untuk perdagangan di perbatasan. "Sarana yang baik, aman, dan higienis," katanya.
Kunjungan ke NTT ini, menurut Mendag, memiliki agenda penting. Sebab, Mendag sedang mengidentifikasi rencana pembangunan industri yang berbasis potensi lokal. Mendag sempat melihat peternakan sapi di Silawan, Belu dan Pelabuhan Atapupu.
"Saya ingin melihat dari dekat industri ringan apa yang bisa dibangun di sini guna menunjang kemakmuran masyarakat NTT. Kita harus meningkatkan kegiatan ekonomi. Sepertinya, industri berbasis peternakan perlu dibangun di sini," ujarnya.
Peternakan sapi, kata Mendag, memiliki basis budaya. Masyarakat sudah memiliki budaya beternak sapi dan menggunakan sapi untuk kepentingan adat. Selain itu, kebutuhan daging sapi secara nasional juga terus meningkat. Untuk itu, industri peternakan sapi menjadi alternatif utama untuk didorong agar dibangun di Belu, Atambua, dan Kupang, NTT.
"Dalam jangka panjang, industri peternakan sapi ini akan bisa mengurangi impor ternak sapi dan daging sapi," ungkapnya.
Peternakan sapi juga dimaksudkan untuk kepentingan ekspor. Mendag juga melihat potensi pengembangan industri peternakan babi yang juga untuk ekspor. Industri lain yang juga perlu dikembangkan di NTT adalah pertanian jagung.
"Kita juga masih impor jagung dengan nilai cukup besar. Wilayah NTT ini sangat cocok untuk mengembangkan pertanian jagung," ujarnya.
Mendag mengungkapkan, lalu lintas perdagangan nantinya dapat mengembangkan tol laut yang sekarang menjadi program prioritas pemerintah.
"Harus dilakukan lewat tol laut. Saya bersama Menhub sudah meluncurkan tiga rute tol laut yang menjamin transfer laut secara terjadwal, sehingga dapat memberikan kepastian angkutan. Dalam waktu tak terlalu lama, tol laut ini akan melewati pelabuhan-pelabuhan di NTT," pungkasnya.
(dyt)