Garuda Kaji Rencana Terbitkan Obligasi Global USD500 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada semester I/2016 berencana menerbitkan obligasi global (global bond) senilai USD500 juta atau setara Rp6,75 triliun (Rp13.500/USD).
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Ari Askhara Danadiputra menjelaskan perseroan berencana menggunakan laporan keuangan Desember 2015 sebagai dasar validasi penerbitan obligasi global tersebut.
"Kami telah melakukan kajian, rencanannya akan diterbitkan pada kuartal I atau II tahun depan, nilainya sekitar USD500 juta," kata Ari kepada sejumlah media di Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Sebagai catatan, pada bulan Mei 2015 lalu Garuda telah melaksanakan penerbitan global sukuk senilai USD500 juta dengan jangka waktu lima tahun sebesar 5,95%. Hal ini sebagai upaya perseroan untuk memberikan ruang agar mendapatkan sumber pendanaan baru melalui cost financing.
Menurut Ari, pada tahun depan perseroan tidak lagi berencana menerbitkan global sukuk. Dia beralasan, saat ini kondisi harga minyak dunia yang cenderung menurun. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi minat investor terhadap aksi korporasi Garuda tersebut.
Dengan adanya penerbitan global bond, perseroan berharap dapat menata ulang sumber pendanaan ekspansi pesawat baru. Selama ini, secara nilai, sebanyak 95% sumber pendanaan berasal dari operating lease, sedangkan 15% berasal dari financial lease. Porsi operating lease diharapkan turun menjadi 85-90% tahun depan.
"Aksi ini dapat berdampak terhadap biaya operasional. Kalau operating lease ini kita alihkan ke financial lease, maka aset bertambah. Lalu di bagian net profit, beban cost akan berkurang," papar Ari.
Perseroan akan menunjuk minimal tiga bank asing untuk menangani aksi korporasi tersebut. Menurutnya, perseroan cenderung memilih bank asing yang sebelumnya menangangi penerbitan sukuk perseroan. Bank asing yang dimaksud adalah ANZ Bank, Standard Chartered Bank, dan Deutsche Bank.
"Ketika penerbitan sukuk, kami bekerja sama dengan 14 bank yang terdiri atas bank asal Timur Tengah dan internasional. Namun, jika rencananya yang diterbitkan adalah global bond, kami memilih yang internasional saja," tuturnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Ari Askhara Danadiputra menjelaskan perseroan berencana menggunakan laporan keuangan Desember 2015 sebagai dasar validasi penerbitan obligasi global tersebut.
"Kami telah melakukan kajian, rencanannya akan diterbitkan pada kuartal I atau II tahun depan, nilainya sekitar USD500 juta," kata Ari kepada sejumlah media di Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Sebagai catatan, pada bulan Mei 2015 lalu Garuda telah melaksanakan penerbitan global sukuk senilai USD500 juta dengan jangka waktu lima tahun sebesar 5,95%. Hal ini sebagai upaya perseroan untuk memberikan ruang agar mendapatkan sumber pendanaan baru melalui cost financing.
Menurut Ari, pada tahun depan perseroan tidak lagi berencana menerbitkan global sukuk. Dia beralasan, saat ini kondisi harga minyak dunia yang cenderung menurun. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi minat investor terhadap aksi korporasi Garuda tersebut.
Dengan adanya penerbitan global bond, perseroan berharap dapat menata ulang sumber pendanaan ekspansi pesawat baru. Selama ini, secara nilai, sebanyak 95% sumber pendanaan berasal dari operating lease, sedangkan 15% berasal dari financial lease. Porsi operating lease diharapkan turun menjadi 85-90% tahun depan.
"Aksi ini dapat berdampak terhadap biaya operasional. Kalau operating lease ini kita alihkan ke financial lease, maka aset bertambah. Lalu di bagian net profit, beban cost akan berkurang," papar Ari.
Perseroan akan menunjuk minimal tiga bank asing untuk menangani aksi korporasi tersebut. Menurutnya, perseroan cenderung memilih bank asing yang sebelumnya menangangi penerbitan sukuk perseroan. Bank asing yang dimaksud adalah ANZ Bank, Standard Chartered Bank, dan Deutsche Bank.
"Ketika penerbitan sukuk, kami bekerja sama dengan 14 bank yang terdiri atas bank asal Timur Tengah dan internasional. Namun, jika rencananya yang diterbitkan adalah global bond, kami memilih yang internasional saja," tuturnya.
(akr)