PT Herfinta Gandeng Perusahaan Jerman Bangun Energi Terbarukan

Senin, 14 Desember 2015 - 23:51 WIB
PT Herfinta Gandeng...
PT Herfinta Gandeng Perusahaan Jerman Bangun Energi Terbarukan
A A A
JAKARTA - Pengolahan limbah kelapa sawit menjadi energi terbarukan (renewable energy) biogas kini tengah dikembangkan perusahaan di Indonesia. Pengolahan dengan cara ini dinilai mampu mengurangi efek gas rumah kaca.

Direktur PT Herfinta Farm and Plantation Debby Fientya L Pane mengemukakan, limbah kelapa sawit selama ini hanya dibiarkan hingga menyebabkan pemanasan global. Terlebih, perusahaan perkebunan kelapa sawit merupakan bisnis yang cukup strategis dan menyerap banyak tenaga kerja.

Melalui PT Trumi, sebagai project developer, PT Herfinta bekerja sama dengan EnviTec Biogas, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Jerman, mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi biogas.

"Kita memikirkan langkah ke depan dengan mengembangkan renewable energy biogas ini. Semua sampah dari kelapa sawit nantinya bisa dihasilkan menjadi listrik, uap, dan pupuk," ujar Debby, dalam penandatanganan kerja sama PT Herfinta Farm and Plantation dengan EnviTec Biogas di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).

Lebih lanjut, Debby mengungkapkan, jika sebelumnya pengolahan sampah kelapa sawit sebanyak 60 ton per jam hanya mampu menghasilkan daya 1 megawatt, dengan teknologi EnviTec bisa menghasilkan daya hingga 4 megawatt.

PT Herfinta Farm and Plantation, kata Debby, merupakan, perusahaan kelapa sawit pertama yang melakukan pengolahan energi biogas di Indonesia.

Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) J Rizal Primana mengaku, pemerintah mendukung penuh adanya pengolahan energi biogas tersebut.

Dia menyebutkan, pada 2019 nanti kebutuhan energi di Tanah Air mencapai 2 juta barel per tahun yang berarti membutuhkan sekitar 5,5 barel per hari.

"Produksi minyak kita baru 0,8 barel per hari. Jika kita mengandalkan energi konvensional pasti akan berat. Maka 2 juta barel ini tadi bisa dipikul dengan adanya renewable energy biogas ini," paparnya.

Rizal menambahkan, pemanfaatan energi ini juga membutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah. Menurutnya, dengan pemanfaatan energi biogas harganya bisa lebih kompetitif dan masyarakat bisa menjangkau lebih mudah.

Chief Financial Officer EnviTec Biogas Jorg Fischer menuturkan, pihaknya sejak lama telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi energi biogas.

Jorg mengaku memiliki kontainer berisi penuh Empty Fruit Bunches (EFB) atau tandan buah kosong yang dikirim ke Jerman untuk dilakukan beberapa tes pemanfaatan energi biogas ini. "Dari hasil tes ini ternyata memang membuktikan limbah kelapa sawit bisa menjadi bahan baku untuk energi," jelasnya.

Konsep biogas ini, menurut Jorg, mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah kelapa sawit. Kelapa sawit dan migas adalah kombinasi sempurna untuk menghasilkan energi biogas, mengingat kebutuhan energi di Indonesia cukup besar. "Kita juga sudah pernah menjalin kerja sama dengan Jepang, China, dan India dalam pemanfaatan energi biogas ini," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0688 seconds (0.1#10.140)