Jajaran Miliarder Perempuan di Asia Meroket
A
A
A
NEW JERSEY - Survei baru dari UBS dan PwC menunjukkan bahwa jumlah perempuan dari Asia yang masuk jajaran miliarder terus meningkat.
"Lebih dari 50% miliarder perempuan Asia hasil dari usaha sendiri dan lebih dari 95% dari mereka hasil kekayaan dalam keluarga (pewaris keluarga)," kata James Purcell, kepala strategi aset di UBS seperti dikutip dari CNBC, Rabu (16/12/2015).
Dia membandingkan dengan Eropa, di mana kurang dari 10% miliarder perempuan hasil dari usaha sendiri. Selama dekade terakhir, miliarder wanita Asia naik lebih dari delapan kali menjadi 25 pada 2014 dibanding 2005 yang hanya 3 miliarder.
Laporan UBS/PwC mencatat bahwa sekitar setengah dari mereka adalah pengusaha generasi pertama. Tiga sektor unggulan di mana miliarder menciptakan kekayaan mereka pada bidang real estate, industri dan kesehatan.
Di AS dan Eropa, perempuan miliarder masing-masing 81% dan 93%, sebagian besar telah mewarisi kekayaan mereka. Secara keseluruhan di dunia, jumlah miliarder perempuan telah meningkat 6,6 kali menjadi 145 pada 2014 dari 22 miliarder pada 1995.
Namun, miliarder pria masih melebihi jumlah perempuan atau naik 5,2 kali atau sebanyak 1.202 pada 2014. Studi ini meneliti lebih dari 1.300 miliarder selama 19 tahun terakhir atau sekitar 75% dari miliarder global.
Meski demikian, laporan tersebut mencatat bahwa di antara perempuan yang menjadi miliarder karena warisan, akan semakin tumbuh dan kuat.
"Kami menemukan bahwa wanita mewarisi kerajaan bisnis dari suami atau ayah mereka jauh lebih mungkin daripada pada pria untuk mengambil inisiatif," kata laporan tersebut.
"Selain itu, miliarder sekarang sekarang lebih sering mempersiapkan anak-anak perempuan mereka untuk memainkan peran penting dalam bisnis mereka. Memilih penerus terbaik terlepas dari masalah gender sebagai langkah strategis untuk mengamankan kepentingan keluarga," tandas dia.
"Lebih dari 50% miliarder perempuan Asia hasil dari usaha sendiri dan lebih dari 95% dari mereka hasil kekayaan dalam keluarga (pewaris keluarga)," kata James Purcell, kepala strategi aset di UBS seperti dikutip dari CNBC, Rabu (16/12/2015).
Dia membandingkan dengan Eropa, di mana kurang dari 10% miliarder perempuan hasil dari usaha sendiri. Selama dekade terakhir, miliarder wanita Asia naik lebih dari delapan kali menjadi 25 pada 2014 dibanding 2005 yang hanya 3 miliarder.
Laporan UBS/PwC mencatat bahwa sekitar setengah dari mereka adalah pengusaha generasi pertama. Tiga sektor unggulan di mana miliarder menciptakan kekayaan mereka pada bidang real estate, industri dan kesehatan.
Di AS dan Eropa, perempuan miliarder masing-masing 81% dan 93%, sebagian besar telah mewarisi kekayaan mereka. Secara keseluruhan di dunia, jumlah miliarder perempuan telah meningkat 6,6 kali menjadi 145 pada 2014 dari 22 miliarder pada 1995.
Namun, miliarder pria masih melebihi jumlah perempuan atau naik 5,2 kali atau sebanyak 1.202 pada 2014. Studi ini meneliti lebih dari 1.300 miliarder selama 19 tahun terakhir atau sekitar 75% dari miliarder global.
Meski demikian, laporan tersebut mencatat bahwa di antara perempuan yang menjadi miliarder karena warisan, akan semakin tumbuh dan kuat.
"Kami menemukan bahwa wanita mewarisi kerajaan bisnis dari suami atau ayah mereka jauh lebih mungkin daripada pada pria untuk mengambil inisiatif," kata laporan tersebut.
"Selain itu, miliarder sekarang sekarang lebih sering mempersiapkan anak-anak perempuan mereka untuk memainkan peran penting dalam bisnis mereka. Memilih penerus terbaik terlepas dari masalah gender sebagai langkah strategis untuk mengamankan kepentingan keluarga," tandas dia.
(izz)