Cegah Gagal Panen, Mentan Siapkan Antisipasi Hadapi La Nina
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan berbagai langkah antisipasi dalam menghadapi ancaman badai La Nina yang bakal membuat musim penghujan lebih panjang dari biasanya. Kondisi La Nina biasanya menyebabkan turunnya suhu permukaan laut sehingga membuat iklim menjadi lebih basah.
Guna menghadapinya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menerangkan bakal membangun irigasi tersier, sekunder dan tersier untuk mengantipasi produksi tanam dan pangan serta meminimalis gagal panen akibat banjir. Meski begitu sejauh ini Dia belum menjelaskan berapa jumlah pompa yang disiapkan untuk irigasi tersebut.
"Kita antisipasi banjirnya dengan normalisasi dan lakukan irigasi. Terus ada juga pompa yang sudah disiapkan, kemudian kita juga sudah bangun sumur dangkal sumur dalam untuk daerah yang tadah hujan," jelasnya di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (6/1/2015)
Dia menambahkan irigasi ini utamanya untuk daerah-daerah Indonesia yang rawan banjir seperti di Pulau Jawa yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. "Tapi tetap kita doakan supaya banjirnya tidak terlalu besar. Karena kita juga sudah siapkan antisipasinya," lanjutnya.
Sejauh ini, menurutnya meski La Nina menjadi tantangan utama, namun potensi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan di tahun ini akan normal. "Insya Allah normal. La Nina kemungkinan ada di Oktober. Insya Allah diantisipasi sejak awal, seperti halnya dalam kekeringan," tandasnya.
Guna menghadapinya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menerangkan bakal membangun irigasi tersier, sekunder dan tersier untuk mengantipasi produksi tanam dan pangan serta meminimalis gagal panen akibat banjir. Meski begitu sejauh ini Dia belum menjelaskan berapa jumlah pompa yang disiapkan untuk irigasi tersebut.
"Kita antisipasi banjirnya dengan normalisasi dan lakukan irigasi. Terus ada juga pompa yang sudah disiapkan, kemudian kita juga sudah bangun sumur dangkal sumur dalam untuk daerah yang tadah hujan," jelasnya di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (6/1/2015)
Dia menambahkan irigasi ini utamanya untuk daerah-daerah Indonesia yang rawan banjir seperti di Pulau Jawa yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. "Tapi tetap kita doakan supaya banjirnya tidak terlalu besar. Karena kita juga sudah siapkan antisipasinya," lanjutnya.
Sejauh ini, menurutnya meski La Nina menjadi tantangan utama, namun potensi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan di tahun ini akan normal. "Insya Allah normal. La Nina kemungkinan ada di Oktober. Insya Allah diantisipasi sejak awal, seperti halnya dalam kekeringan," tandasnya.
(akr)