Yuan Sumber Likuiditas Kelima Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengatakan, jika renminbi atau mata uang negara Tiongkok (China) Yuan menjadi mata uang dunia, maka akan menjadi sumber likuiditas kelima dalam perekonomian global.
Menurut dia, hal tersebut akan menguntungkan dunia yang selama ini memiliki empat sumber likuiditas dalam mata uang kenegaraan di perekonomian global.
"Internasionalisasi renminbi itu menguntungkan pasti, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia termasuk Amerika, Jepang dan Eropa. Karena dengan renminbi jadi mata uang dunia, itu akan menciptakan sumber likuiditas global dunia yang kelima," katanya di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Lembong menuturnya, sumber utama likuiditas global saat ini ada empat, yaitu USD, euro, yen, dan poudstreling. Dalam 10 tahun terakhir ini negara tersebut bekerja keras mencetak uang.
"Dengn mereka gencar cetak uang, mereka ciptakan likuiditas terhadap dunia. Sejauh ini yang masih belum turut serta adalah China, dan bank sentralnya. Sekarang gilirannya China untuk ikut serta menjadi penyedia likuiditas global," kata dia.
Tak hanya bisa menciptakan sumber likuiditas baru dalam dunia global seperti empat mata uang pendahulunya, renminbi akan mengubah dan memperbaiki sistem perekonomian negara maju dan berkembang yang selama ini terlalu bergantung pada USD.
"Karena semakin banyak likuiditas keuangan dunia, jika renminbi masuk, maka makin baik untuk perkonomian, perdagangan dan invetsasi dunia," pungkas Mendag.
Baca Juga:
Renminbi Mata Uang Dunia, Permintaan USD di RI Berkurang
Menurut dia, hal tersebut akan menguntungkan dunia yang selama ini memiliki empat sumber likuiditas dalam mata uang kenegaraan di perekonomian global.
"Internasionalisasi renminbi itu menguntungkan pasti, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia termasuk Amerika, Jepang dan Eropa. Karena dengan renminbi jadi mata uang dunia, itu akan menciptakan sumber likuiditas global dunia yang kelima," katanya di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Lembong menuturnya, sumber utama likuiditas global saat ini ada empat, yaitu USD, euro, yen, dan poudstreling. Dalam 10 tahun terakhir ini negara tersebut bekerja keras mencetak uang.
"Dengn mereka gencar cetak uang, mereka ciptakan likuiditas terhadap dunia. Sejauh ini yang masih belum turut serta adalah China, dan bank sentralnya. Sekarang gilirannya China untuk ikut serta menjadi penyedia likuiditas global," kata dia.
Tak hanya bisa menciptakan sumber likuiditas baru dalam dunia global seperti empat mata uang pendahulunya, renminbi akan mengubah dan memperbaiki sistem perekonomian negara maju dan berkembang yang selama ini terlalu bergantung pada USD.
"Karena semakin banyak likuiditas keuangan dunia, jika renminbi masuk, maka makin baik untuk perkonomian, perdagangan dan invetsasi dunia," pungkas Mendag.
Baca Juga:
Renminbi Mata Uang Dunia, Permintaan USD di RI Berkurang
(izz)