Mendag Lembong Sebut Ekonomi China Sedang Naik Kelas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong menilai, perkembangan ekonomi China saat ini sedang naik kelas. Pemerintah negeri tirai bambu tersebut sedang melakukan transformasi perekonomiannya, untuk lebih menjadi pemain utama dalam perekonomian global.
"Saat ini ekonomi China, pemerintahnya sedang melakukan transformasi ekonomi supaya mereka bisa menjadi pemain utama. Mereka sekarang naik kelas," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Saat ini, kata Lembong, perekonomian China telah tumbuh sekitar USD10 miliar. Karena pertumbuhannya tersebut, China bisa memperoleh pendapatan perkapita sebesra USD7 ribu sampai USD8 ribu.
"China itu sekarang telah tumbuh ekonominya USD10 miliar per tahun atau sekitar USD7.000-USD8.000 ribu per kapita, mereka harus naik kelas terus sekarang ini. Karena industri barang dan jasa semakin canggih dan gaji buruh semakin mahal," kata Mendag.
Patut diketahui, negeri tirai bambu tersebut kini tercatat sebagai negara manufaktur terbesar di dunia. Upah di buruh di negara ini dinilai masih rendah dengan keterampilan yang tinggi dan menghasilkan barang-barang berkualitas dan setara dengan produk negara maju tapi harga jauh lebih murah.
Atas kondisi tersebut, hebatnya barang-barang buatan China membanjiri dunia bahkan ada disekitaran hidup manusia mulai dari elektronik, peralatan rumah tangga, tekstil, hingga automotif.
"Nah sekarang ini, banyak pabrik China yang pindah ke Indonesia, Malaysia dan Vietnam, untuk cari upah yang lebih murah lagi," ujaranya.
Menurutnya, perpindahan ini akan membawa dampak persaingan sendiri dalam dunia industri dan perdagangan di Indonesia. Di mana Indonesia akan semakin banyak saingan, ditambah lagi pabrik China di Indonesia.
"Kita harus bisa bersaing untuk merebut pabrik-pabrik dari perpindahan china. Kita harus menyesuaikan diri kepada Asia Timur dan transpormasi China mereka tak lagi menggunakan komoditas dalam jumlah besar dan mereka lebih ke kita dan kita mau pindah dari konsumsi ke produksi ke konsumsi ke investasi," tandasnya.
"Saat ini ekonomi China, pemerintahnya sedang melakukan transformasi ekonomi supaya mereka bisa menjadi pemain utama. Mereka sekarang naik kelas," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Saat ini, kata Lembong, perekonomian China telah tumbuh sekitar USD10 miliar. Karena pertumbuhannya tersebut, China bisa memperoleh pendapatan perkapita sebesra USD7 ribu sampai USD8 ribu.
"China itu sekarang telah tumbuh ekonominya USD10 miliar per tahun atau sekitar USD7.000-USD8.000 ribu per kapita, mereka harus naik kelas terus sekarang ini. Karena industri barang dan jasa semakin canggih dan gaji buruh semakin mahal," kata Mendag.
Patut diketahui, negeri tirai bambu tersebut kini tercatat sebagai negara manufaktur terbesar di dunia. Upah di buruh di negara ini dinilai masih rendah dengan keterampilan yang tinggi dan menghasilkan barang-barang berkualitas dan setara dengan produk negara maju tapi harga jauh lebih murah.
Atas kondisi tersebut, hebatnya barang-barang buatan China membanjiri dunia bahkan ada disekitaran hidup manusia mulai dari elektronik, peralatan rumah tangga, tekstil, hingga automotif.
"Nah sekarang ini, banyak pabrik China yang pindah ke Indonesia, Malaysia dan Vietnam, untuk cari upah yang lebih murah lagi," ujaranya.
Menurutnya, perpindahan ini akan membawa dampak persaingan sendiri dalam dunia industri dan perdagangan di Indonesia. Di mana Indonesia akan semakin banyak saingan, ditambah lagi pabrik China di Indonesia.
"Kita harus bisa bersaing untuk merebut pabrik-pabrik dari perpindahan china. Kita harus menyesuaikan diri kepada Asia Timur dan transpormasi China mereka tak lagi menggunakan komoditas dalam jumlah besar dan mereka lebih ke kita dan kita mau pindah dari konsumsi ke produksi ke konsumsi ke investasi," tandasnya.
(izz)