BKPM Catatkan Kenaikan Komitmen 10 Negara Prioritas

Sabtu, 23 Januari 2016 - 09:31 WIB
BKPM Catatkan Kenaikan...
BKPM Catatkan Kenaikan Komitmen 10 Negara Prioritas
A A A
JAKARTA - Optimisme Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait pencapaian target 2016 bukan tanpa alasan. Instansi yang merupakan vocal point penanaman modal langsung di Indonesia sepanjang 2015 mengantongi 40% kenaikan komitmen investasi dari 10 negara yang menjadi prioritas pemasaran investasi.

Kenaikan ini diharapkan dapat didorong dan segera direalisasikan, sehingga berkontribusi positif pada pencapaian target investasi 2016 sebesar Rp594,5 triliun.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, kenaikan komitmen investasi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi menjanjikan.

"Dari 10 negara yang ditetapkan menjadi prioritas komitmen investasi yang dicatatkan mencapai USD63,3 miliar, naik 40% dari periode sama tahun sebelumnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (23/1/2016).

Menurutnya, pertumbuhan 10 negara prioritas pemasaran tersebut pertumbuhan komitmen investasi penanaman modal asing (PMA) yang hanya 29%. Posisi teratas ditempati China sebesar USD22,2 miliar atau naik 42% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Negara-negara sumber investasi utama juga mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan, di antaranya Singapura naik 69% menjadi USD16,3 miliar, Jepang naik 95% menjadi USD8,1 miliar dan Korea Selatan naik 86% menjadi USD4,8 miliar.

"Pertumbuhan angka komitmen investasi ini akan dikawal BKPM, sehingga dapat mendukung pencapaian modal 2016. Dengan berbagai kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu maka pencapaian target penanaman modal menjadi penting," imbuhnya.

Selama 2015, nilai komitmen investasi tercatat mencapai Rp1.852 triliun, meningkat 45% dari periode sama tahun sebelumnya. Dari pencapaian tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) berhasil mencatatkan kenaikan fantastis hingga 89%.

Sementara dari sisi sektor prioritas kenaikannya juga cukup menggembirakan. Kenaikan terbesar dicatatkan industri padat karya senilai 274%, disusul sektor infrastruktur 226%, pertanian 159%, pariwisata dan kawasan 93%, industri substitusi impor dan hilirisasi mineral 53% dan industri orientasi ekspor naik 6%.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0746 seconds (0.1#10.140)