GINSI Komitmen Tingkatkan Impor Bahan Baku Industri

Sabtu, 23 Januari 2016 - 12:35 WIB
GINSI Komitmen Tingkatkan Impor Bahan Baku Industri
GINSI Komitmen Tingkatkan Impor Bahan Baku Industri
A A A
SEMARANG - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) berkomitmen mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan impor bahan baku industri.

Ketua GINSI Jateng Budiyatmoko mengatakan, impor yang dilakukan anggota GINSI 90% bahan baku industri, sisanya 10% bahan konsumsi. "Bahan baku yang kita impor akan digunakan untuk industri yang berorientasi ekspor, sehingga bisa meningkatkan ekspor Jateng," katanya disela-sela GINSI Award di Wisma Perdamaian, Semarang, kemarin.

Menurutnya, bahan baku yang paling dominan diimpor adalah kapas untuk industri tekstil dan biji plastik. Bahan baku industri tersebut, didatangkan para importir dari Amerika, China, dan beberapa negara Eropa.

"Kalau untuk sektor pertanian kita mendatangkan kedelai, karena pasokan kedelai lokal di Jateng belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan kedelai saat ini setahun 600 ribu ton sementara pasokan dari kedelai lokal baru sekitar 130 ribu ton saja," ujarnya.

Budiyatmoko mengatakan, sinergi pemerintah sangat dibutuhkan supaya bisa memberikan kontribusi positif untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. "Pemerintah selama ini sangat mendung, terutama terikat dengan infrastruktur, seperti pelabuhan dan jalan," katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah saat ini terus mendorong peningkatan infrastruktur, seperti realisasi reaktivasi jalur KA ke pelabuhan, dan juga pembangunan jalan menuju ke pelabuhan.

"Rel pelabuhan masih terus kita komunikasikan, karena masih terkendal pembebasan lahan. Ada beberapa regulasi yang bisa kita tegakan dalam upaya pembebasan lahan ini, tapi kita ingin tetap komunikasikan dulu," tuturnya.

Ganjar mengatakan, dengan reaktivasi jalur KA ke pelabuhan maka angkutan barang akan bisa dilayani KA.
Di sisi lain, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar, salah satunya pengelolaan birokrasi yang baik. Dengan birokrasi yang baik, maka dunia usaha akan berkembang cepat.

"Kita butuh survival, bagaiman regulasi bisa memudahkan di tengah-tengah ekonomi yang belum baik. Kita musti mampu untuk bergandengan bareng-bareng, birokrasi terus dipacu semakin baik. Seperti keluar masuknya barang lebih mudah dan lainnya," ujar dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5347 seconds (0.1#10.140)