BI Didesak Kembali Turunkan Suku Bunga
A
A
A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta Bank Indonesia (BI) agar kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, diprediksi The Fed akan kembali menaikan suku bunga AS, sehingga bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, sebenarnya sejauh ini Bank Indonesia masih memiliki ruang gerak yang luas untuk secara bertahap kembali menurunkan suku bunga.
"Karena kalau tidak segera diturunkan lagi, kemudian Fed Fund Rate kembali naik otomatis BI rate akan naik lagi. Nah kalau BI rate naik terus ini akan menghambat investasi," jelasnya di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Dia melanjutkan, kenaikan BI rate akan bisa mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan. Apalagi, jika perbankan yang tidak memiliki likuiditas besar maka cenderung suku bunga bisa mahal. (Baca Juga: Tiga Indikator Makro Stabil, BI Rate Berpeluang Kembali Turun)
"Kalau bank sudah punya likuiditas yang banyak maka bank itu cenderung bisa rendah deposito dan kreditnya. Tapi kalau tidak punya likuditas yang banyak maka cenderung suku bunga bisa mahal. Oleh karena itu, mungkin turunnya BI rate sekitar 25 basis point secara bertahap perlu di inisiasi kembali," tukasnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, sebenarnya sejauh ini Bank Indonesia masih memiliki ruang gerak yang luas untuk secara bertahap kembali menurunkan suku bunga.
"Karena kalau tidak segera diturunkan lagi, kemudian Fed Fund Rate kembali naik otomatis BI rate akan naik lagi. Nah kalau BI rate naik terus ini akan menghambat investasi," jelasnya di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Dia melanjutkan, kenaikan BI rate akan bisa mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan. Apalagi, jika perbankan yang tidak memiliki likuiditas besar maka cenderung suku bunga bisa mahal. (Baca Juga: Tiga Indikator Makro Stabil, BI Rate Berpeluang Kembali Turun)
"Kalau bank sudah punya likuiditas yang banyak maka bank itu cenderung bisa rendah deposito dan kreditnya. Tapi kalau tidak punya likuditas yang banyak maka cenderung suku bunga bisa mahal. Oleh karena itu, mungkin turunnya BI rate sekitar 25 basis point secara bertahap perlu di inisiasi kembali," tukasnya.
(akr)