Wall Street Ditutup Tak Berdaya Terseret Saham Sektor Keuangan
A
A
A
NEW YORK - Indeks Wall Street kemarin waktu setempat berakhir anjlok terimbas melemahnya pertumbuhan ekonomi global hingga membuat saham-saham sektor keuangan tertekan, meski saham energi sempat reli namun tidak mampu mengangkat posisi pasar saham AS di level terendah. Ketidakpastian apakah Federal Reserve (Bank Sentral AS) akan menaikkan atau tidak suku bunga tahun ini juga menyeret saham perbankan.
Dilansir Reuters, Selasa (9/2/2016) kondisi tersebut mendorong indeks keuangan S&P turun sebesar 2,6%. "Sikap investor diperkirakan memburuk terkait kemungkinan terjadinya krisis ekonomi secara global. Saya pikir apa yang terjadi di sektor keuangan mencerminkan hal itu," jelas Kepala Strategi Investasi Janney Montgomery, Mark Luschini di Philadelphia.
Saham Morgan Stanley (MS.N) meluncur jatuh sebesar 6,9% untuk menjadi yang terburuk sejak November 2012, sementara saingan mereka yakni Goldman Sachs (GS.N) juga melemah 4,6%. Keduanya ditutup pada posisi terendah sejak tahun 2013. Sementara saham Facebook Inc (FB.O), Amazon.com Inc (AMZN. O) dan saham teknologi lain yang sempat jadi kekuatan pasar saham AS tahun lalu, kini juga mulai mengalami penurunan.
Aksi penjualan besar-besaran terjadi di akhir sesi hingga membuat indeks S&P sulit bangkit. Indeks Dow Jones industrial average tercatat merosot 177,92 poin atau 1,1% di posisi 16.027,05. Sedangkan Indeks S & P 500 kehilangan 26,61 poin atau 1,42% untuk mengakhiri awal pekan di level 1.853,44 dan komposit Nasdaq juga anjlok sebesar 79,39 poin atau 1,82% ke level 4.283,75.
Harga minyak mentah dunia juga tercatat mengalami penurunan mengiringi memburuknya outlook pertumbuhan global untuk membuat mayoritas saham turun tajam. Menambah keterpurukan, saham sektor teknologi yakni Cognizant (CTSH.O) tercatat juga turun 7,7% menjadi USD54.05 dengan perkiraan bakal terus tertekan. Amazon turun sebesar 2,8%, sementara Facebook anjlok 4,2%.
Dilansir Reuters, Selasa (9/2/2016) kondisi tersebut mendorong indeks keuangan S&P turun sebesar 2,6%. "Sikap investor diperkirakan memburuk terkait kemungkinan terjadinya krisis ekonomi secara global. Saya pikir apa yang terjadi di sektor keuangan mencerminkan hal itu," jelas Kepala Strategi Investasi Janney Montgomery, Mark Luschini di Philadelphia.
Saham Morgan Stanley (MS.N) meluncur jatuh sebesar 6,9% untuk menjadi yang terburuk sejak November 2012, sementara saingan mereka yakni Goldman Sachs (GS.N) juga melemah 4,6%. Keduanya ditutup pada posisi terendah sejak tahun 2013. Sementara saham Facebook Inc (FB.O), Amazon.com Inc (AMZN. O) dan saham teknologi lain yang sempat jadi kekuatan pasar saham AS tahun lalu, kini juga mulai mengalami penurunan.
Aksi penjualan besar-besaran terjadi di akhir sesi hingga membuat indeks S&P sulit bangkit. Indeks Dow Jones industrial average tercatat merosot 177,92 poin atau 1,1% di posisi 16.027,05. Sedangkan Indeks S & P 500 kehilangan 26,61 poin atau 1,42% untuk mengakhiri awal pekan di level 1.853,44 dan komposit Nasdaq juga anjlok sebesar 79,39 poin atau 1,82% ke level 4.283,75.
Harga minyak mentah dunia juga tercatat mengalami penurunan mengiringi memburuknya outlook pertumbuhan global untuk membuat mayoritas saham turun tajam. Menambah keterpurukan, saham sektor teknologi yakni Cognizant (CTSH.O) tercatat juga turun 7,7% menjadi USD54.05 dengan perkiraan bakal terus tertekan. Amazon turun sebesar 2,8%, sementara Facebook anjlok 4,2%.
(akr)