Swasembada Sapi Bakal Buat Pelaku Usaha Menjerit

Rabu, 24 Februari 2016 - 19:03 WIB
Swasembada Sapi Bakal...
Swasembada Sapi Bakal Buat Pelaku Usaha Menjerit
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sarman Simanjorang mengatakan ‎langkah pemerintah yang ingin melakukan swasembada sapi bisa membuat pelaku usaha menjerit. Pasalnya jika swasembada daging sapi ini dilakukan, maka otomatis kran impor sapi akan ditutup.

Jika kran impor ditutup, dia menerangkan akan mengancam industri pengolahan sapi. Lantaran kebutuhan daging sapi dalam negeri sebesar ‎674.690 ton tahun 2016 dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Dari total kebutuhan nasional tersebut, baru 441.761 ton yang dapat dipenuhi dari lokal.

Lanjut dia, jika swasembada daging sapi benar terwujud, maka produksi lokal hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan industri pengolahan daging sapi tidak bisa beroperasi lantaran tidak kebagian stok daging sapi karena tidak bisa impor saat krannya ditutup.

"Pelaku usaha yang terancam kalau ketersediaan daging tidak terpenuhi. Karena kran impor ditutup, dan kebutuhan domestik tidak mungkin terpenuhi untuk industri," jelasnya di Jakarta, Rabu (24/2/2016)

Dia menambahkan, industri olahan daging sapi yang pasti akan tercekik yakni industri bakso, industri sosis, nugget dan pastinya restoran-restoran yang setiap harinya menggunakan daging sapi.

"Industri olahan terancam pastinya. Industri pengolahan sosis, nugget, bakso, katering, sampai restoran Padang pun juga terancam. Mereka kan jualan rendang sapi. Kalau rendang sapi ditiadakan, ya bukan rumah makan padang namanya," lanjutnya.

Menurutnya industri rumah tangga juga akan terganggu karena daging sapi yang minim, maka bukan hal yang tidak mungkin akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk industri rumah tangga yang menggunakan daging sapi untuk bahan industrinya.

"Mereka tergantung kepada daging sapi. Kalau itu tidak terpenuhi, usahanya atau industrinya akan tutup, terjadi PHK lagi kan," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0667 seconds (0.1#10.140)