Menperin: Industri Pulp Agresif Ekspansi dan Bangun Pabrik Baru
A
A
A
JAKARTA - Industri pulp dan kertas Indonesia terus menggenjot ekspansi dan investasi. Pembangunan pabrik dilakukan guna menambah produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan pasar ekspor.
“Industri ini merupakan salah satu industri berbahan baku alam yang memberi kontribusi pada nilai tambah, devisa dan lapangan kerja. Untuk itu, pasokan bahan baku harus dijaga kontinuitasnya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat menerima Board of Trustee Tanoto Foundation yang juga Direktur APRIL Anderson Tanoto di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Meningkatnya nilai ekspor juga dinilai bakal membantu neraca perdagangan nasional. Selain itu,aktivitas produksi menumbuhkan ekonomi di daerah.
Anderson hadir untuk melaporkan perkembangan pembangunan pabrik kertas atau Paper Machine 3 milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), yang merupakan bagian dari APRIL Group.
“Pembangunan proyek ini on schedule dan anggaran yang under control. Rencananya, peresmian pada September 2016,” ujarnya yang didampingi oleh Managing Director APRIL Indonesia, Tonny Wenas.
Lanjutnya, perseroran juga akan membangun pabrik PT Sateri Viscose Internasional (SVI) yang akan menghasilkan serat rayon dan high digital paper dengan nilai investasi sebesar Rp15 triliun.
Menteri Saleh mengapresiasi ekspansi RAPP ini lantaran merupakan upaya konkret peningkatan nilai tambah. Rayon, katanya, memasok kebutuhan pabrik garmen yang juga merupakan industri padat karya.
Kemenperin mencatat, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing – masing sebesar 7,93 juta ton/tahun pulp dan 12,98 juta ton/tahun kertas dengan realisasi produksi 6,4 juta ton/tahun pulp dan 10,4 ton/tahun kertas.
Capaian itu membuat Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia dimana industri pulp menempati peringkat ke-9 dan industri kertas peringkat 6, sementara di Asia menempati peringkat ke-3 untuk industri pulp maupun kertas.
Peletakan batu pertama proyek Paper Machine 3 ini dilakukan oleh Menperin pada April tahun lalu. RAPP berharap pabrik ini mendorong nilai ekspor perseroan dari Rp 25 triliun menjadi Rp30-35 triliun. Saat itu, Menperin meminta RAPP mengoptimalkan kinerja dan bahkan menantang manjemen perusahaan sanggup mencetak penjualan ekspor menembus Rp40 triliun.
Anderson Tanoto mengatakan, investasi pembangunan PM 3 mencapai Rp 4 triliun rupiah. Perseroan mencatat, kapasitas produksi RAPP sebanyak 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas. Kecepatan produksi menembus 1,4 km per jam. Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250 ribu ton/tahun berupa high grade digital paper.
“Industri ini merupakan salah satu industri berbahan baku alam yang memberi kontribusi pada nilai tambah, devisa dan lapangan kerja. Untuk itu, pasokan bahan baku harus dijaga kontinuitasnya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat menerima Board of Trustee Tanoto Foundation yang juga Direktur APRIL Anderson Tanoto di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Meningkatnya nilai ekspor juga dinilai bakal membantu neraca perdagangan nasional. Selain itu,aktivitas produksi menumbuhkan ekonomi di daerah.
Anderson hadir untuk melaporkan perkembangan pembangunan pabrik kertas atau Paper Machine 3 milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), yang merupakan bagian dari APRIL Group.
“Pembangunan proyek ini on schedule dan anggaran yang under control. Rencananya, peresmian pada September 2016,” ujarnya yang didampingi oleh Managing Director APRIL Indonesia, Tonny Wenas.
Lanjutnya, perseroran juga akan membangun pabrik PT Sateri Viscose Internasional (SVI) yang akan menghasilkan serat rayon dan high digital paper dengan nilai investasi sebesar Rp15 triliun.
Menteri Saleh mengapresiasi ekspansi RAPP ini lantaran merupakan upaya konkret peningkatan nilai tambah. Rayon, katanya, memasok kebutuhan pabrik garmen yang juga merupakan industri padat karya.
Kemenperin mencatat, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing – masing sebesar 7,93 juta ton/tahun pulp dan 12,98 juta ton/tahun kertas dengan realisasi produksi 6,4 juta ton/tahun pulp dan 10,4 ton/tahun kertas.
Capaian itu membuat Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia dimana industri pulp menempati peringkat ke-9 dan industri kertas peringkat 6, sementara di Asia menempati peringkat ke-3 untuk industri pulp maupun kertas.
Peletakan batu pertama proyek Paper Machine 3 ini dilakukan oleh Menperin pada April tahun lalu. RAPP berharap pabrik ini mendorong nilai ekspor perseroan dari Rp 25 triliun menjadi Rp30-35 triliun. Saat itu, Menperin meminta RAPP mengoptimalkan kinerja dan bahkan menantang manjemen perusahaan sanggup mencetak penjualan ekspor menembus Rp40 triliun.
Anderson Tanoto mengatakan, investasi pembangunan PM 3 mencapai Rp 4 triliun rupiah. Perseroan mencatat, kapasitas produksi RAPP sebanyak 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas. Kecepatan produksi menembus 1,4 km per jam. Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250 ribu ton/tahun berupa high grade digital paper.
(dmd)