Inpex Akui Akan Lakukan Pengurangan Pekerja di Blok Masela
A
A
A
JAKARTA - Dua existing operator lapangan abadi Blok Masela, Maluku yang tergabung dalam Konsorsium Masela yakni Inpex Corporation mengakui akan menyusutkan atau menyesuaikan karyawan sesuai dengan kebutuhan proyek Blok Masela. Hal ini menyusul belum jelasnya nasib revisi plan of development (POD) Blok Masela yang telah diajukan sejak akhir tahun lalu.
Senior Communication Manager Inpex Corporation, Usman Slamet mengatakan, Inpex dan Shell tetap berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan Blok Masela. Mereka tidak akan hengkang dari Tanah Air seperti yang diisukan belakangan. Namun, mengenai karyawan mereka akan menyesuaikannya sesuai kebutuhan.
(Baca: SKK Migas: Blok Masela Terkatung-katung, Inpex dan Shell Pangkas Pekerja)
"Inpex dan Shell tetap berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan lapangan gas Abadi. Inpex dan Shell akan selalu melakukan penyesuaian ketenagakerjaan sesuai dengan kebutuhan proyek," ujarnya, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Usman menuturkan, jika dalam waktu dekat pemerintah telah memutuskan mengenai skema pengembangan kilang di Blok Migas tersebut, maka pihaknya akan segera melakukan pekerjaan Front End Engineering Design (FEED). Saat ini, kedua operator ini masih menanti keputusan pemerintah terkait skema kilang yang memiliki dua opsi, yaitu skema LNG terapung (FLNG/offshore) atau pipanisasi darat (onshore).
"Begitu pemerintah telah memberikan persetujuan terhadap revisi POD-1, yang tentunya sesuai dengan harapan kami, Inpex dan Shell akan segera melakukan perkerjaan tahap selajutnya, yaitu masuk ke tahap FEED," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan Inpex Indonesia akan melakukan downsizing personnel atau pengurangan jumlah pekerja di Tanah Air sampai 40%. Demikian pula Shell akan melakukan restrukturisasi.
Inpex beralasan sampai Kamis, 10 Maret 2016, belum ada keputusan pemerintah terhadap persetujuan model rencana pengolahan pengembangan (POD) Blok Masela, Maluku. SKK Migas khawatir kondisi ini akan menimbulkan lay off atau pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran
"SKK Migas dapat info dari Inpex bahwa karena sampai dengan Kamis, 10 Maret 2016 belum ada keputusan terhadap revisi POD Blok Masela yang sudah diajukan Inpex awal September tahun lalu, maka Inpex putuskan melakukan downsizing personnel sampai 40% total personel di Indonesia," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, dalam keterangan persnya di Wisma Mulia Jakarta, Rabu (16/3/2016) malam.
(Baca: SKK Migas: Pilih Kilang Darat, Nasib Blok Masela Makin Tak Jelas)
Senior Communication Manager Inpex Corporation, Usman Slamet mengatakan, Inpex dan Shell tetap berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan Blok Masela. Mereka tidak akan hengkang dari Tanah Air seperti yang diisukan belakangan. Namun, mengenai karyawan mereka akan menyesuaikannya sesuai kebutuhan.
(Baca: SKK Migas: Blok Masela Terkatung-katung, Inpex dan Shell Pangkas Pekerja)
"Inpex dan Shell tetap berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan lapangan gas Abadi. Inpex dan Shell akan selalu melakukan penyesuaian ketenagakerjaan sesuai dengan kebutuhan proyek," ujarnya, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Usman menuturkan, jika dalam waktu dekat pemerintah telah memutuskan mengenai skema pengembangan kilang di Blok Migas tersebut, maka pihaknya akan segera melakukan pekerjaan Front End Engineering Design (FEED). Saat ini, kedua operator ini masih menanti keputusan pemerintah terkait skema kilang yang memiliki dua opsi, yaitu skema LNG terapung (FLNG/offshore) atau pipanisasi darat (onshore).
"Begitu pemerintah telah memberikan persetujuan terhadap revisi POD-1, yang tentunya sesuai dengan harapan kami, Inpex dan Shell akan segera melakukan perkerjaan tahap selajutnya, yaitu masuk ke tahap FEED," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan Inpex Indonesia akan melakukan downsizing personnel atau pengurangan jumlah pekerja di Tanah Air sampai 40%. Demikian pula Shell akan melakukan restrukturisasi.
Inpex beralasan sampai Kamis, 10 Maret 2016, belum ada keputusan pemerintah terhadap persetujuan model rencana pengolahan pengembangan (POD) Blok Masela, Maluku. SKK Migas khawatir kondisi ini akan menimbulkan lay off atau pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran
"SKK Migas dapat info dari Inpex bahwa karena sampai dengan Kamis, 10 Maret 2016 belum ada keputusan terhadap revisi POD Blok Masela yang sudah diajukan Inpex awal September tahun lalu, maka Inpex putuskan melakukan downsizing personnel sampai 40% total personel di Indonesia," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, dalam keterangan persnya di Wisma Mulia Jakarta, Rabu (16/3/2016) malam.
(Baca: SKK Migas: Pilih Kilang Darat, Nasib Blok Masela Makin Tak Jelas)
(dmd)