BRI Bagikan Dividen Rp7,6 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI membagikan dividen (dividend pay-out ratio) sebesar 30% dari laba bersih pada 2015 atau sebesar Rp7,62 triliun. Sementara sisanya akan digunakan perseroan sebagai laba ditahan untuk operasional bisnis. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, RUPST dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 83,55% dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan. Pemegang saham telah menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termasuk laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015.
“RUPST memutuskan penggunaan laba bersih BRI Tahun Buku 2015 untuk dividend pay-out ratio sebesar 30% dari laba bersih tahun 2015 atau sebesar Rp7,62 triliun. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk laba ditahan perseroan. Dividen per lembar saham ialah Rp311,66,” ujar Asmawi, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Pembagian dividen ini tidak terlepas dari kinerja Bank BRI tahun 2015 yang tumbuh sehat dan stabil di semua aspek keuangan, mulai dari pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan fee based income, kenaikan Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah, peningkatan IT performance, penerapan Manajemen Risiko dan GCG secara menyeluruh hingga terjaganya efisiensi operasional.
Pemegang saham dalam RUPST juga telah menyetujui pengalihan saham tresuri (treasury stock) untuk digunakan dalam Program Kepemilikan Saham bagi Manajemen dan Pekerja Perseroan. Sebagai informasi, perseroan telah melakukan pembelian kembali (buy back) saham sejumlah 221.718.000 (dua ratus dua puluh satu juta tujuh ratus delapan belas ribu) lembar saham yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2015 sampai dengan 12 Januari 2016, sesuai ketentuan POJK No 02/POJK.04/2013 yang saat ini disimpan dalam bentuk saham tresuri.
Dalam jajaran dewan komisaris ada penambahan satu orang, Mahmud. Sementara susunan direksi yang diberhentikan dengan hormat, yaitu Toni Soetirto, dan Gatot Mardiwsisto.
Untuk direksi yang baru ialah Priyastomo, merupakan pemimpin Kanwil Bandung dan Sis Apik yang saat ini menjabat direktur Bank BTN. “Mereka aktif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelasnya.
Asmawi menyampaikan rencana Bisnis BRI menghadapi tantangan pada 2016 dengan mendorong optimalisasi bisnis berbasis teknologi satelit dengan fokus ekspansi di pasar domestik, namun tidak menutup kemungkinan untuk memperluas akses layanan hingga mencakup kawasan regional ASEAN.
Penyaluran kredit tetap menjadi komponen aset utama, di mana segmen UMKM akan tetap mendominasi portofolio kredit BRI. Dari sisi pendanaan, perseroan akan berupaya memperbaiki funding structure dengan menggiatkan upaya perolehan dana murah. Sementara, pertumbuhan fee based income akan difokuskan dari peningkatan utilitas e-channel BRI dan jasa perbankan lainnya seperti trade finance dan remittance.
BRI juga akan terus menggali dan mengembangkan potensi-potensi bisnis baru yang sehat dan profitable, baik secara organik maupun anorganik, mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia yang semakin maju di masa yang akan datang.
Perubahan Dewan Komisaris dan Direksi BRI:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/ : Mustafa Abubakar
Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama : Gatot Trihargo
Komisaris Independen : A. Fuad Rahmany
Komisaris Independen : Ahmad Fuad
Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
Komisaris Independen : A. Sony Keraf
Komisaris : Vincentius Sony Loho
Komisaris : Jeffry J. Wurangian
Komisaris : Mahmud
Direksi
Direktur Utama : Asmawi Syam
Wakil Direktur Utama : Sunarso
Direktur : Sis Apik Wijayanto
Direktur : Priyastomo
Direktur : Randi Anto
Direktur : Susy Liestiowaty
Direktur : Zulhelfi Abidin
Direktur : Donsuwan Simatupang
Direktur : Haru Koesmahargyo
Direktur : Mohammad Irfan
Direktur : Kuswiyoto
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, RUPST dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 83,55% dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan. Pemegang saham telah menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termasuk laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015.
“RUPST memutuskan penggunaan laba bersih BRI Tahun Buku 2015 untuk dividend pay-out ratio sebesar 30% dari laba bersih tahun 2015 atau sebesar Rp7,62 triliun. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk laba ditahan perseroan. Dividen per lembar saham ialah Rp311,66,” ujar Asmawi, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Pembagian dividen ini tidak terlepas dari kinerja Bank BRI tahun 2015 yang tumbuh sehat dan stabil di semua aspek keuangan, mulai dari pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan fee based income, kenaikan Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah, peningkatan IT performance, penerapan Manajemen Risiko dan GCG secara menyeluruh hingga terjaganya efisiensi operasional.
Pemegang saham dalam RUPST juga telah menyetujui pengalihan saham tresuri (treasury stock) untuk digunakan dalam Program Kepemilikan Saham bagi Manajemen dan Pekerja Perseroan. Sebagai informasi, perseroan telah melakukan pembelian kembali (buy back) saham sejumlah 221.718.000 (dua ratus dua puluh satu juta tujuh ratus delapan belas ribu) lembar saham yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2015 sampai dengan 12 Januari 2016, sesuai ketentuan POJK No 02/POJK.04/2013 yang saat ini disimpan dalam bentuk saham tresuri.
Dalam jajaran dewan komisaris ada penambahan satu orang, Mahmud. Sementara susunan direksi yang diberhentikan dengan hormat, yaitu Toni Soetirto, dan Gatot Mardiwsisto.
Untuk direksi yang baru ialah Priyastomo, merupakan pemimpin Kanwil Bandung dan Sis Apik yang saat ini menjabat direktur Bank BTN. “Mereka aktif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelasnya.
Asmawi menyampaikan rencana Bisnis BRI menghadapi tantangan pada 2016 dengan mendorong optimalisasi bisnis berbasis teknologi satelit dengan fokus ekspansi di pasar domestik, namun tidak menutup kemungkinan untuk memperluas akses layanan hingga mencakup kawasan regional ASEAN.
Penyaluran kredit tetap menjadi komponen aset utama, di mana segmen UMKM akan tetap mendominasi portofolio kredit BRI. Dari sisi pendanaan, perseroan akan berupaya memperbaiki funding structure dengan menggiatkan upaya perolehan dana murah. Sementara, pertumbuhan fee based income akan difokuskan dari peningkatan utilitas e-channel BRI dan jasa perbankan lainnya seperti trade finance dan remittance.
BRI juga akan terus menggali dan mengembangkan potensi-potensi bisnis baru yang sehat dan profitable, baik secara organik maupun anorganik, mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia yang semakin maju di masa yang akan datang.
Perubahan Dewan Komisaris dan Direksi BRI:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/ : Mustafa Abubakar
Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama : Gatot Trihargo
Komisaris Independen : A. Fuad Rahmany
Komisaris Independen : Ahmad Fuad
Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
Komisaris Independen : A. Sony Keraf
Komisaris : Vincentius Sony Loho
Komisaris : Jeffry J. Wurangian
Komisaris : Mahmud
Direksi
Direktur Utama : Asmawi Syam
Wakil Direktur Utama : Sunarso
Direktur : Sis Apik Wijayanto
Direktur : Priyastomo
Direktur : Randi Anto
Direktur : Susy Liestiowaty
Direktur : Zulhelfi Abidin
Direktur : Donsuwan Simatupang
Direktur : Haru Koesmahargyo
Direktur : Mohammad Irfan
Direktur : Kuswiyoto
(dmd)