Potensi Geothermal Indonesia Terbesar di Dunia
A
A
A
JAKARTA - General Manager PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong, Minahasa, Salvius Patangke mengatakan, Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia. Atas potensi tersebut sudah seharusnya Indonesia tidak terlalu bergantung pada minyak dan gas (migas).
Sayang, pemanfaatan energi panas bumi di Tanah Air belum maksimal karena Indonesia masih bergantung pada migas. Padahal, untuk minyak Indonesia berperan sebagai importir, bukan produsen.
"Indonesia jika bicara migas, kita selalu mikir middle east, Timur Tengah, ingatnya itu. Negara Arab, memang kaya minyak. Tapi bicara geothermal energy, harusnya ingat Indonesia. Karena potensi terbesar di dunia ada di Indonesia. Sayang, kita belum manfaatkan energinya," ujar Salvius di Lahendong Sulawesi Utara, Rabu (30/3/2016).
Menurutnya, jika memanfaatkan energi panas bumi, Indonesia tidak akan terlalu bergantung pada minyak. Karena jika masih bergantung, kalau suatu saat distop pasti akan sulit.
Baca juga:
Harga BBM Premium Turun Jadi Rp6.450/Liter, Solar Rp5.150/Liter
Harga Pertamax dan Pertalite Turun Rp200 per Liter
"Kita ini importir minyak, jadi kalau minyak kita distop orang yang memasukkan minyak ke kita, kita akan kalang kabut. Jadi kita mesti punya energi yang dimanfaatkan oleh negara kita sndiri," katanya.
Semua pihak, lanjut dia, bukan hanya pemain, tapi seluruh stakeholder dan masyarakat Indonesia, berkewajiban bagaimana menyampikan kepada masyarakat terutama para pengambil keputusan, bahwa Indonesia punya geothermal yang belum dimaksimalkan.
Berikut proyek-proyek pengembangan Pertamina Geothermal Energy:
1. Sungai Penuh
Kapasitas 2x55 MW
Realisasi pemboran 3 sumur
Uap yang tersedia 6MW
Target operasi Juni 2019
Capex USD72,7 juta
2. Lumut Balai Unit 1 dan 2
Kapasitas 2x55 MW
Realisasi pemboran 21 sumur
Uap tersedia 106 MW
EPCC sudah sign contract 6 November 2014 dan progres 8,90%
Target oprasi Desember 2016 (unit 1) dan Juni 2018 (unit 2)
Capex USD572,7 juta
3. Hululais Unit 1
Kapasitas 1x55 MW
Realisasi pemboran 3 sumur
On going pemboran 1 sumur
Uap tersedia 30 MW
Target Operasi Januari 2028 (unit 1) dan Desember 2019 (Unit 2)
Capex USD160,1 juta
4. Lumut Balai Unit 3 dan 4
Kapasitas 2x55MW
Realisasi pemboran 1 sumur
Uap tersedia 6 MW
Target operasi 2022
Capex USD276,4 juta
5. Ulubetu Unit 3 dan 4
Kapasitas 2x55MW
Realisasi pemboran 19 sumur
Pemboran 2 sumurnya on going
Uap tersedia 90 MW
EPCC sudah sign contract 8 Agustus 2014, progres 26,47%
Target operasi Agustus 2016 (unit 3) dan Juni 2017 (unit 4)
Capex USD397 juta
6. Karaha
Kapasitas 1x30 MW
Realisasi pemboran 8 sumur
Uap tersedia 32MW
EPCC sudah sign contract pada 15 Januari 2015, progres 7,11%
Target operasi Desember 2016
Capex USD146,4 juta
Sayang, pemanfaatan energi panas bumi di Tanah Air belum maksimal karena Indonesia masih bergantung pada migas. Padahal, untuk minyak Indonesia berperan sebagai importir, bukan produsen.
"Indonesia jika bicara migas, kita selalu mikir middle east, Timur Tengah, ingatnya itu. Negara Arab, memang kaya minyak. Tapi bicara geothermal energy, harusnya ingat Indonesia. Karena potensi terbesar di dunia ada di Indonesia. Sayang, kita belum manfaatkan energinya," ujar Salvius di Lahendong Sulawesi Utara, Rabu (30/3/2016).
Menurutnya, jika memanfaatkan energi panas bumi, Indonesia tidak akan terlalu bergantung pada minyak. Karena jika masih bergantung, kalau suatu saat distop pasti akan sulit.
Baca juga:
Harga BBM Premium Turun Jadi Rp6.450/Liter, Solar Rp5.150/Liter
Harga Pertamax dan Pertalite Turun Rp200 per Liter
"Kita ini importir minyak, jadi kalau minyak kita distop orang yang memasukkan minyak ke kita, kita akan kalang kabut. Jadi kita mesti punya energi yang dimanfaatkan oleh negara kita sndiri," katanya.
Semua pihak, lanjut dia, bukan hanya pemain, tapi seluruh stakeholder dan masyarakat Indonesia, berkewajiban bagaimana menyampikan kepada masyarakat terutama para pengambil keputusan, bahwa Indonesia punya geothermal yang belum dimaksimalkan.
Berikut proyek-proyek pengembangan Pertamina Geothermal Energy:
1. Sungai Penuh
Kapasitas 2x55 MW
Realisasi pemboran 3 sumur
Uap yang tersedia 6MW
Target operasi Juni 2019
Capex USD72,7 juta
2. Lumut Balai Unit 1 dan 2
Kapasitas 2x55 MW
Realisasi pemboran 21 sumur
Uap tersedia 106 MW
EPCC sudah sign contract 6 November 2014 dan progres 8,90%
Target oprasi Desember 2016 (unit 1) dan Juni 2018 (unit 2)
Capex USD572,7 juta
3. Hululais Unit 1
Kapasitas 1x55 MW
Realisasi pemboran 3 sumur
On going pemboran 1 sumur
Uap tersedia 30 MW
Target Operasi Januari 2028 (unit 1) dan Desember 2019 (Unit 2)
Capex USD160,1 juta
4. Lumut Balai Unit 3 dan 4
Kapasitas 2x55MW
Realisasi pemboran 1 sumur
Uap tersedia 6 MW
Target operasi 2022
Capex USD276,4 juta
5. Ulubetu Unit 3 dan 4
Kapasitas 2x55MW
Realisasi pemboran 19 sumur
Pemboran 2 sumurnya on going
Uap tersedia 90 MW
EPCC sudah sign contract 8 Agustus 2014, progres 26,47%
Target operasi Agustus 2016 (unit 3) dan Juni 2017 (unit 4)
Capex USD397 juta
6. Karaha
Kapasitas 1x30 MW
Realisasi pemboran 8 sumur
Uap tersedia 32MW
EPCC sudah sign contract pada 15 Januari 2015, progres 7,11%
Target operasi Desember 2016
Capex USD146,4 juta
(dmd)