Perusahaan Agribisnis Ajak Anak-anak Menjaga Kesehatan Melalui Lomba Masak
A
A
A
JAKARTA - Japfa4Kids telah menyentuh 562 sekolah, 100.062 siswa, dan 6.268 guru di 20 provinsi seluruh Indonesia sejak tahun 2008 untuk berbicara masalah gizi dan kesehatan. Sebagai perusahaan agribisnis termuka di Indonesia yang memiliki lini bisnis produksi pakan ternak, pembibitan ayam, pembibitan dan penggemukan sapi, budidaya perairan serta produksi vaksin hewan, Japfa akan terus mendukung generasi penerus Indonesia, sesuai dengan visi perusahaan “Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama”.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang masih kurang sadar akan pentingnya kebersihan untuk kesehatan. Membuat Japfa terus melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hal ini. Salah satunya dilakukan di salah satu di propinsi Sulawesi.
“Dalam perjalanan Japfa4Kids menjangkau anak-anak di seluruh Indonesia selama ini, kami menemukan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dalam perilaku hidup masih kurang. Terutama dalam makanan; kandungan gizi maupun kebersihan dalam mempersiapkan makanan,” ujar R.Artsanti Alif Vice President, Head of Public Relations Japfa, dalam keterangan resminya, Rabu (6/4/2016).
Di Kab. Luwu Utara , Japfa melaksanakan lomba koki kecil yang diikuti oleh 27 peserta dari 8 sekolah dasar yang berlomba untuk membuat masakan khas tradisional Sulawesi Selatan. Beragam makanan khas daerah berhasil mereka sajikan seperti Coto, Kapurung, dan Barobo.
Berpusat di SDN 115 Benteng, anak-anak bukan hanya memasak tetapi juga mendapat pendampingan dalam memasak yang sehat dan bergizi. Salah satu pengarahan yang mereka dapatkan adalah pentingnya membedakan talenan dalam memasak.
Menurut penelitian Dean O. Cliver, PhD. dari University of California, talenan berbahan kayu mengandung lebih sedikit bakteri salmonella dibandingkan talenan plastik. Pada talenan kayu, bakteri yang menempel ke bawah permukaan talenan, sehingga bakteri tidak mampu berkembang. Sebaliknya, pada talenan plastik, bakteri menempel dan memudahkan bakteri berkembang.
Para koki kecil peserta lomba hari itu diajarkan akan pentingnya membedakan talenan untuk makanan seperti daging mentah dan sejenisnya dengan bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Pemisahan ini untuk mencegah berpindahnya bakteri dari daging ke sayuran dan sebaliknya.
Kegiatan yang dilakukan 2 hari (30-31 Maret 2016) ini terangkum dalam rangkaian program Kampanye Gizi Japfa4Kids yang mengusung tema “Anak Indonesia Sehat dan Peduli Gizi”. Selain lomba Koki Kecil diadakan juga Pelatihan Dokter Kecil untuk 40 murid peserta dari 8 sekolah dasar tersebut; SDN 115 Benteng, SDN 112 Tobulo, SDN 111 Mappedeceng, SDN 114 Uraso, SDN 113 Harapan, SDN 116 Tarra Tallu, SDN 117 Cendana Putih II, MI dan TK Aisyiyah Harapan. Peserta dari SDN Cendana Putih 2 muncul sebagai Juara 1 Lomba Koki Kecil JAPFA dengan masakan Bubur Barobo.
“Kami melatih koki kecil dan dokter kecil agar mereka mengajak lingkungannya untuk mengembangkan budaya hidup sehat. Melalui Koki Kecil juga kami berharap masakan khas daerah dapat diangkat dan dilestarikan,” ujar Alif.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang masih kurang sadar akan pentingnya kebersihan untuk kesehatan. Membuat Japfa terus melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hal ini. Salah satunya dilakukan di salah satu di propinsi Sulawesi.
“Dalam perjalanan Japfa4Kids menjangkau anak-anak di seluruh Indonesia selama ini, kami menemukan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dalam perilaku hidup masih kurang. Terutama dalam makanan; kandungan gizi maupun kebersihan dalam mempersiapkan makanan,” ujar R.Artsanti Alif Vice President, Head of Public Relations Japfa, dalam keterangan resminya, Rabu (6/4/2016).
Di Kab. Luwu Utara , Japfa melaksanakan lomba koki kecil yang diikuti oleh 27 peserta dari 8 sekolah dasar yang berlomba untuk membuat masakan khas tradisional Sulawesi Selatan. Beragam makanan khas daerah berhasil mereka sajikan seperti Coto, Kapurung, dan Barobo.
Berpusat di SDN 115 Benteng, anak-anak bukan hanya memasak tetapi juga mendapat pendampingan dalam memasak yang sehat dan bergizi. Salah satu pengarahan yang mereka dapatkan adalah pentingnya membedakan talenan dalam memasak.
Menurut penelitian Dean O. Cliver, PhD. dari University of California, talenan berbahan kayu mengandung lebih sedikit bakteri salmonella dibandingkan talenan plastik. Pada talenan kayu, bakteri yang menempel ke bawah permukaan talenan, sehingga bakteri tidak mampu berkembang. Sebaliknya, pada talenan plastik, bakteri menempel dan memudahkan bakteri berkembang.
Para koki kecil peserta lomba hari itu diajarkan akan pentingnya membedakan talenan untuk makanan seperti daging mentah dan sejenisnya dengan bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Pemisahan ini untuk mencegah berpindahnya bakteri dari daging ke sayuran dan sebaliknya.
Kegiatan yang dilakukan 2 hari (30-31 Maret 2016) ini terangkum dalam rangkaian program Kampanye Gizi Japfa4Kids yang mengusung tema “Anak Indonesia Sehat dan Peduli Gizi”. Selain lomba Koki Kecil diadakan juga Pelatihan Dokter Kecil untuk 40 murid peserta dari 8 sekolah dasar tersebut; SDN 115 Benteng, SDN 112 Tobulo, SDN 111 Mappedeceng, SDN 114 Uraso, SDN 113 Harapan, SDN 116 Tarra Tallu, SDN 117 Cendana Putih II, MI dan TK Aisyiyah Harapan. Peserta dari SDN Cendana Putih 2 muncul sebagai Juara 1 Lomba Koki Kecil JAPFA dengan masakan Bubur Barobo.
“Kami melatih koki kecil dan dokter kecil agar mereka mengajak lingkungannya untuk mengembangkan budaya hidup sehat. Melalui Koki Kecil juga kami berharap masakan khas daerah dapat diangkat dan dilestarikan,” ujar Alif.
(dol)