Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI di Bawah Filipina dan Vietnam
A
A
A
JAKARTA - World Bank atau Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah Filipina dan Vietnam yang akan tumbuh paling kuat di Asia Tenggara lainnya. Bahkan pertumbuhan kedua negara tersebut diprediksi lebih dari 6% tahun ini.
"Di antara perekonomian Asia Tenggara yang besar, prospek pertumbuhan Filipina dan Vietnam paling kuat. Keduanya diperkirakan akan tumbuh lebih dari 6% di 2016," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Sementara, untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya akan mencapai 5,1% tahun ini dan 5,3% di 2017. World Bank memprediksi pencapaian ini akan sangat tergantung pada keberhasilan paket reformasi kebijakan dan implementasi program investasi publik yang dinilai ambisius.
Untuk perkembangan negara berkembang Asia Tenggara lainnya, seperti Kamboja diperkirakan akan berkisar hampir di bawah 7% untuk kurun waktu 2016-2018. "Hal ini diakibatkan melemahnya harga komoditas pertanian, pembatasan ekspor garmen dan pertumbuhan yang melemah di sektor pariwisata," katanya.
Beberapa negara perekonomian kecil seperti Laos, Mongolia, dan Papua New Guinea masih akan terpengaruh oleh rendahnya harga komoditas dan melemahnya permintaan dari luar. "Tak hanya itu, negara-negara kepulauan Pasifik, pertumbuhan juga diperkirakan masih akan melambat," ujar Sudhir.
Kawasan pembangunan Asia Timur dan Pasifik sedang menghadapi risiko yang lebih kuat, termasuk pemulihan yang lebih lambat dari ekspektasi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan perlambatan yang mulai lebih awal di Tiongkok.
"Pada saat yang sama, berbagai negara menghadapi ruang yang semakin sempit untuk mengubah kebijakan makroekonomi," pungkas dia.
Baca: World Bank Ramal Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Bertahan
"Di antara perekonomian Asia Tenggara yang besar, prospek pertumbuhan Filipina dan Vietnam paling kuat. Keduanya diperkirakan akan tumbuh lebih dari 6% di 2016," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Sementara, untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya akan mencapai 5,1% tahun ini dan 5,3% di 2017. World Bank memprediksi pencapaian ini akan sangat tergantung pada keberhasilan paket reformasi kebijakan dan implementasi program investasi publik yang dinilai ambisius.
Untuk perkembangan negara berkembang Asia Tenggara lainnya, seperti Kamboja diperkirakan akan berkisar hampir di bawah 7% untuk kurun waktu 2016-2018. "Hal ini diakibatkan melemahnya harga komoditas pertanian, pembatasan ekspor garmen dan pertumbuhan yang melemah di sektor pariwisata," katanya.
Beberapa negara perekonomian kecil seperti Laos, Mongolia, dan Papua New Guinea masih akan terpengaruh oleh rendahnya harga komoditas dan melemahnya permintaan dari luar. "Tak hanya itu, negara-negara kepulauan Pasifik, pertumbuhan juga diperkirakan masih akan melambat," ujar Sudhir.
Kawasan pembangunan Asia Timur dan Pasifik sedang menghadapi risiko yang lebih kuat, termasuk pemulihan yang lebih lambat dari ekspektasi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan perlambatan yang mulai lebih awal di Tiongkok.
"Pada saat yang sama, berbagai negara menghadapi ruang yang semakin sempit untuk mengubah kebijakan makroekonomi," pungkas dia.
Baca: World Bank Ramal Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Bertahan
(izz)