Mata Uang Komoditas Merosot, Rupiah Dibuka Terpeleset

Senin, 18 April 2016 - 10:13 WIB
Mata Uang Komoditas...
Mata Uang Komoditas Merosot, Rupiah Dibuka Terpeleset
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka melemah dan terus bergerak semakin tidak berdaya setelah pada penutupan akhir pekan kemarin berkahir menguat. Pelemahan rupiah hari ini di tengah merosotnya mata uang komoditas.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.204/USD. Posisi ini tercatat semakin melemah dari posisi akhir pekan kemarin yang berada di posisi Rp13.166/USD.

Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance hari ini dibuka di level Rp13.197/USD dan pada pukul 10.000 WIB berada di level Rp13.200/USD atau melemah dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.182/USD.

Data Bloomberg menunjukkan rupiah juga dibuka sempat menguat di posisi Rp13.154/USD dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.177/USD. Namun, pada pukuyl 10.05 WIB bergerak melemah hingga ke level Rp13.206/USD.

Sementara, berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 10.00 WIB berada di level Rp13.215/USD. Posisi ini semakin tidak berdaya dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.170/USD.

Dilansir dari Reuters, mata uang komoditas merosot pada Senin pagi di tengah menguatnya yen setelah produsen minyak dunia gagal mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi yang membuat harga minyak kembali jatuh.

Dolar Kanada dan rekannya di Australia merosot lebih dari 1 masing-masing ke level 1,2957 per USD dan 0,7594 per USD. Sementara, yen menguat tertinggi dalam tiga tahun terhadap euro.

Euro terhadap yen turun hingga ke level 122,00, atau turun terlemah untuk pertama kalinya sejak April 2013. Di siisi lain, USD terhadap yen berada di level 107,63.

Sebuah kesepakatan untuk membekukan produksi minyak oleh OPEC dan produsen non-OPEC akhirnya gagal tercapai setelah Arab Saudi menuntut Iran juga turut bergabung dalam kesepakatan tersebut.

"Ada beberapa spekulasi menjelang KTT akhir pekan ini bahwa kesepakatan untuk membekukan produksi minyak mentah bisa tercapai," kata analis di Commonwealth Bank.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9454 seconds (0.1#10.140)