Pertamina Tinggalkan JX Nippon soal Kilang Balikpapan
Pertamina Tinggalkan JX Nippon soal Kilang Balikpapan
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku siap mengembangkan kilang Refining Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dengan kekuatan internal perseroan, tanpa JX Nippon Oil Energy Corporation.
Belum lama ini, Pertamina membatalkan kerja samanya dengan JX Nippon lantaran investasi yang dihitung perusahaan energi asal Jepang tersebut lebih besar dari perhitungan awal, yaitu USD5 miliar. Selain itu, JX Nippon juga mengusulkan waktu penyelesaian yang lebih panjang dari yang ditargetkan perseroan.
"Balikpapan itu sekarang ini belum memiliki partner. Kami memutuskan untuk melanjutkan proyek sendirian tanpa JX berdasarkan hasil steering committee pada tanggal 17 Desember 2015," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (19/4/2016).
(Baca: Masuk Blok Masela, Pertamina Bilang Siapa Takut)
Dengan dibatalkannya kerja sama tersebut, maka pembiayaan akan disesuaikan dengan keuangan perusahaan. Rencananya, 30% hingga 40% pendanaan akan didanai oleh kas internal sementara sisanya berasal dari pinjaman.
"Akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. 30-40% dana dari internal, sisanya dari pinjaman," tandasnya.
Sekadar informasi, nantinya pengerjaan proyek akan dilakukan dalam dua fase. Fase pertama diutamakan pada peningkatan kapasitas kilang. Fase kedua peningkatan fleksibilitas minyak mentah dan perbaikan kualitas produk menjadi Euro 2.
Belum lama ini, Pertamina membatalkan kerja samanya dengan JX Nippon lantaran investasi yang dihitung perusahaan energi asal Jepang tersebut lebih besar dari perhitungan awal, yaitu USD5 miliar. Selain itu, JX Nippon juga mengusulkan waktu penyelesaian yang lebih panjang dari yang ditargetkan perseroan.
"Balikpapan itu sekarang ini belum memiliki partner. Kami memutuskan untuk melanjutkan proyek sendirian tanpa JX berdasarkan hasil steering committee pada tanggal 17 Desember 2015," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (19/4/2016).
(Baca: Masuk Blok Masela, Pertamina Bilang Siapa Takut)
Dengan dibatalkannya kerja sama tersebut, maka pembiayaan akan disesuaikan dengan keuangan perusahaan. Rencananya, 30% hingga 40% pendanaan akan didanai oleh kas internal sementara sisanya berasal dari pinjaman.
"Akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. 30-40% dana dari internal, sisanya dari pinjaman," tandasnya.
Sekadar informasi, nantinya pengerjaan proyek akan dilakukan dalam dua fase. Fase pertama diutamakan pada peningkatan kapasitas kilang. Fase kedua peningkatan fleksibilitas minyak mentah dan perbaikan kualitas produk menjadi Euro 2.
(ven)
Explore More