Jonan Resmikan 12 Pelabuhan di Sulawesi Utara Rp583 Miliar
A
A
A
TAHUNA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meresmikan sebanyak 12 pengembangan infrastruktur pelabuhan di Sulawesi Utara (Sulut) dengan total anggaran Rp583 miliar. Pengembangan pelabuhan tersebut, meliputi Pelabuhan Tahuna, Petta, Bukide, Lipang, Kawaluso, Kahakitang, Kawio, Matutuang, Sawang, Kalama, Buhias dan Amurang.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, pengembangan infrastruktur 12 pelabuhan di Sulut akan menjadi fokus kementerian yang dipimpinnya usai peresmian 91 pelabuhan pada tahun ini.
“Nantinya 12 pelabuhan itu, arahnya pengembangan sisi darat. Mau gudang, penumpang, portland atau alat bongkar muat dan lain sebagainya,” ujarnya, usai meresmikan 12 pelabuhan di Sulawesi Utara, yang dipusatkan di Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe, Minggu (2/5/2016).
Menteri Jonan menyatakan, pihaknya tidak ingin melihat pelabuhan yang tak efisien dan memadai. Kegiatan bongkar muat pelabuhan di bawah kementeriannya harus menggunakan forklift, reachstacker atau crane.
“Harus ada forklift, reachstacker, dan crane sehingga proses bongkar muat tidak pakai tenaga manusia lagi. Ini mohon diperhatikan karena efisiensi logistik itu penting,” ungkapnya.
Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Umar Aris menambahkan, dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang, jasa serta membantu terciptanya pola distibusi nasional maka diperlukan penyusunan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien.
“Kementerian Perhubungan sebagai regulator di bidang transportasi laut mempunyai tugas menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai guna mendukung mobilitas manusia dan kelancaran arus barang,” katanya.
Adapun Pelabuhan Tahuna dan Petta merupakan pelabuhan pengumpul berdasarkan hirarki pelabuhan. Dua pelabuhan tersebut menelan biaya Rp224 milar. Pengembangan Pelabuhan Tahuna dilaksanakan selama 11 tahun, sementara Pelabuhan Petta memakan waktu pengembangan selama 10 tahun.
Sementara Pelabuhan Bukide Kalama, Lipang, Kahakitang, Kawaluso, Matatuang, Kawio, Buhias dan Amurang merupakan pelabuhan pengumpan lokal. Kemudian, Pelabuhan Sawang dikategorikan sebagai pelabuhan pengumpang regional. Semua pelabuhan pengumpan ini menghabiskan dana sekitar Rp359 milar dengan rata-rata lama pengembangan selama dua hingga sembilan tahun.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, pengembangan infrastruktur 12 pelabuhan di Sulut akan menjadi fokus kementerian yang dipimpinnya usai peresmian 91 pelabuhan pada tahun ini.
“Nantinya 12 pelabuhan itu, arahnya pengembangan sisi darat. Mau gudang, penumpang, portland atau alat bongkar muat dan lain sebagainya,” ujarnya, usai meresmikan 12 pelabuhan di Sulawesi Utara, yang dipusatkan di Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe, Minggu (2/5/2016).
Menteri Jonan menyatakan, pihaknya tidak ingin melihat pelabuhan yang tak efisien dan memadai. Kegiatan bongkar muat pelabuhan di bawah kementeriannya harus menggunakan forklift, reachstacker atau crane.
“Harus ada forklift, reachstacker, dan crane sehingga proses bongkar muat tidak pakai tenaga manusia lagi. Ini mohon diperhatikan karena efisiensi logistik itu penting,” ungkapnya.
Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Umar Aris menambahkan, dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang, jasa serta membantu terciptanya pola distibusi nasional maka diperlukan penyusunan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien.
“Kementerian Perhubungan sebagai regulator di bidang transportasi laut mempunyai tugas menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai guna mendukung mobilitas manusia dan kelancaran arus barang,” katanya.
Adapun Pelabuhan Tahuna dan Petta merupakan pelabuhan pengumpul berdasarkan hirarki pelabuhan. Dua pelabuhan tersebut menelan biaya Rp224 milar. Pengembangan Pelabuhan Tahuna dilaksanakan selama 11 tahun, sementara Pelabuhan Petta memakan waktu pengembangan selama 10 tahun.
Sementara Pelabuhan Bukide Kalama, Lipang, Kahakitang, Kawaluso, Matatuang, Kawio, Buhias dan Amurang merupakan pelabuhan pengumpan lokal. Kemudian, Pelabuhan Sawang dikategorikan sebagai pelabuhan pengumpang regional. Semua pelabuhan pengumpan ini menghabiskan dana sekitar Rp359 milar dengan rata-rata lama pengembangan selama dua hingga sembilan tahun.
(dmd)