OJK Rekomendasikan 35 Bank dan Non Bank Penyalur KUR
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 35 bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) telah direkomendasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi penyalur KUR.
Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo mengatakan mereka akan mengikuti beberapa tahapan untuk menjadi penyalur KUR. “Diantaranya, mendapat rekomendasi OJK, membangun SIKP dengan Kemenkeu, membangun sistem informasi dengan perusahaan penjamin, dan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM,” katanya, Selasa (10/5).
Menurut Braman, dari 35 bank dan LKBB sebanyak 15 bank telah membangun online system dengan SIKP dan mendapat rekomendasi dari Kementrian Keuangan untuk menjadi bank penyalur KUR. Sisanya, 20 bank dan LKBB sedang dalam proses membangun online system dengan SIKP yang terdapat di Kemenkeu.
“Penandatanganan perjanjian kerja sama ini sebagai titik awal bagi bank penyalur untuk menyalurkan KUR. Dengan bertambahnya bank penyalur diharapkan mempercepat realisasi penyaluran KUR tahun ini,” imbuh Braman.
Sementara itu, tercatat realisasi penyaluran KUR tahun 2016 per 7 Mei 2016 sebesar Rp39,12 triliun kepada 1.640.524 debitur. Rinciannya: BRI sebesar Rp29.061,7 miliar kepada 1.504.367 debitur, Bank Mandiri Rp5.916,5 miliar kepada 119.005 debitur, Bank BNI Rp4.122,6 miliar kepada 16.302 debitur, Bank Sinarmas Rp9,7 miliar kepada 592 debitur, Bank NTT Rp11,9 miliar kepada 252 debitur, serta Bank Kalbar Rp0,8 miliar kepada enam debitur.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram menyebutkan bahwa sejak digulirkan pertama pada 2007, KUR berkembang secara pesat. Dari sisi anggaran, bila pada 2007 hanya tersedia Rp27 triliun, kini sudah mencapai Rp100-120 triliun.
“Tingkat suku bunga juga terus bergeser hingga masuk ke single digit, yaitu 9 persen. Bahkan, rencananya, tahun depan akan turun lagi menjadi 7 persen,” ujar Agus.
Tak hanya itu, lanjut Agus, eksistensi KUR juga melibatkan multi sektor dan multi dimensi, melibatkan partisipasi masyarakat dari level Presiden hingga pelaku usaha mikro dan kecil. Bank penyalur KUR pun tak hanya bank milik pemerintah (BUMN) dan Bank Pembangunan Daerah saja. Kini, bank swasta pun mulai turut menjadi penyalur KUR. Begitu juga koperasi yang tengah digodok untuk menjadi penyalur KUR.
"Sektor KUR juga sudah berkembang ke sektor lain. Sekarang sudah ada KUR khusus TKI dan UKM yang berorientasi ekspor," pungkasnya.
Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo mengatakan mereka akan mengikuti beberapa tahapan untuk menjadi penyalur KUR. “Diantaranya, mendapat rekomendasi OJK, membangun SIKP dengan Kemenkeu, membangun sistem informasi dengan perusahaan penjamin, dan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM,” katanya, Selasa (10/5).
Menurut Braman, dari 35 bank dan LKBB sebanyak 15 bank telah membangun online system dengan SIKP dan mendapat rekomendasi dari Kementrian Keuangan untuk menjadi bank penyalur KUR. Sisanya, 20 bank dan LKBB sedang dalam proses membangun online system dengan SIKP yang terdapat di Kemenkeu.
“Penandatanganan perjanjian kerja sama ini sebagai titik awal bagi bank penyalur untuk menyalurkan KUR. Dengan bertambahnya bank penyalur diharapkan mempercepat realisasi penyaluran KUR tahun ini,” imbuh Braman.
Sementara itu, tercatat realisasi penyaluran KUR tahun 2016 per 7 Mei 2016 sebesar Rp39,12 triliun kepada 1.640.524 debitur. Rinciannya: BRI sebesar Rp29.061,7 miliar kepada 1.504.367 debitur, Bank Mandiri Rp5.916,5 miliar kepada 119.005 debitur, Bank BNI Rp4.122,6 miliar kepada 16.302 debitur, Bank Sinarmas Rp9,7 miliar kepada 592 debitur, Bank NTT Rp11,9 miliar kepada 252 debitur, serta Bank Kalbar Rp0,8 miliar kepada enam debitur.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram menyebutkan bahwa sejak digulirkan pertama pada 2007, KUR berkembang secara pesat. Dari sisi anggaran, bila pada 2007 hanya tersedia Rp27 triliun, kini sudah mencapai Rp100-120 triliun.
“Tingkat suku bunga juga terus bergeser hingga masuk ke single digit, yaitu 9 persen. Bahkan, rencananya, tahun depan akan turun lagi menjadi 7 persen,” ujar Agus.
Tak hanya itu, lanjut Agus, eksistensi KUR juga melibatkan multi sektor dan multi dimensi, melibatkan partisipasi masyarakat dari level Presiden hingga pelaku usaha mikro dan kecil. Bank penyalur KUR pun tak hanya bank milik pemerintah (BUMN) dan Bank Pembangunan Daerah saja. Kini, bank swasta pun mulai turut menjadi penyalur KUR. Begitu juga koperasi yang tengah digodok untuk menjadi penyalur KUR.
"Sektor KUR juga sudah berkembang ke sektor lain. Sekarang sudah ada KUR khusus TKI dan UKM yang berorientasi ekspor," pungkasnya.
(ven)