Blusukan ke Daerah, Bos OJK Temui Petani Sereh dan Cicipi Wingko Porang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menceritakan tentang upayanya blusukan ke berbagai daerah untuk merangkul berbagai pihak dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster.
Menurut dia, blusukan atau bergerilya ke daerah-daerah sangat penting untuk menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Kalau tidak diketok-ketok bakal lama prosesnya. Dampaknya lapangan kerja tidak terbuka. Tanpa sinergi banyak pihak tidak mungkin ini terwujud. Sinergi itu bukan hanya high level policy tapi harus turun ke daerah untuk implementasi," kata Wimboh dalam live streaming OJK Mengajar "Kebijakan Strategis OJK di Masa Pandemi untuk Mempercepat PEN" yang disiarkan di kanal Youtube Jasa Keuangan, Kamis (18/11/2021).
Wimboh bercerita salah satu kisah sukses yaitu di Sulawesi Utara, dengan mendukung petani sereh wangi hingga mereka bisa ekspor. Efek minyak sereh wangi meningkatkan angka oktan hingga 9 persen dan juga nilai kalor bahan bakar. Potensi ekspornya juga tinggi.
"Ada lahan ratusan hektar milik pensiunan PU di Sulawesi Utara yang menganggur. Lalu ini ditanami sereh wangi dengan melibatkan ribuan petani. Lah ini kalau tidak dihubungkan ya semuanya masih menganggur karena tidak tahu," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk masa panennya 3 bulan dengan modal Rp12,5 juta per orang. Kemudian, hasil panen dijual ke offtaker yang memiliki mesin untuk mengolahnya. Bekas jeraminya pun bisa dijual untuk pakan ternak.
"Modal petani langsung terbayar dalam 3 bulan. Ini manfaat adanya partnership antara pemerintah, OJK, pengusaha, dan pemilik lahan. Kantong-kantong ini yang diperbanyak," jelasnya.
Selanjutnya dia bercerita tentang tanaman porang yang mudah ditanam dan memiliki potensi ekspor tinggi. Porang dapat diolah jadi beragam produk seperti cendol, wingko, bahkan beras shirataki.
"Rasanya persis wingko babat. Tapi masyarakat menanam sendiri, tentu susah karena harus ada mesin pengolahan. Ini sudah ekspor ke Jepang. Karena itu semua harus saling bicara," tukasnya.
Sebelumnya dia mengatakan OJK akan terus bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapabilitas, produktivitas, serta mengembangkan produk inovatif dan mempercepat on-boarding UMKM ke platform digital.
Menurut dia, blusukan atau bergerilya ke daerah-daerah sangat penting untuk menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Kalau tidak diketok-ketok bakal lama prosesnya. Dampaknya lapangan kerja tidak terbuka. Tanpa sinergi banyak pihak tidak mungkin ini terwujud. Sinergi itu bukan hanya high level policy tapi harus turun ke daerah untuk implementasi," kata Wimboh dalam live streaming OJK Mengajar "Kebijakan Strategis OJK di Masa Pandemi untuk Mempercepat PEN" yang disiarkan di kanal Youtube Jasa Keuangan, Kamis (18/11/2021).
Wimboh bercerita salah satu kisah sukses yaitu di Sulawesi Utara, dengan mendukung petani sereh wangi hingga mereka bisa ekspor. Efek minyak sereh wangi meningkatkan angka oktan hingga 9 persen dan juga nilai kalor bahan bakar. Potensi ekspornya juga tinggi.
"Ada lahan ratusan hektar milik pensiunan PU di Sulawesi Utara yang menganggur. Lalu ini ditanami sereh wangi dengan melibatkan ribuan petani. Lah ini kalau tidak dihubungkan ya semuanya masih menganggur karena tidak tahu," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk masa panennya 3 bulan dengan modal Rp12,5 juta per orang. Kemudian, hasil panen dijual ke offtaker yang memiliki mesin untuk mengolahnya. Bekas jeraminya pun bisa dijual untuk pakan ternak.
"Modal petani langsung terbayar dalam 3 bulan. Ini manfaat adanya partnership antara pemerintah, OJK, pengusaha, dan pemilik lahan. Kantong-kantong ini yang diperbanyak," jelasnya.
Selanjutnya dia bercerita tentang tanaman porang yang mudah ditanam dan memiliki potensi ekspor tinggi. Porang dapat diolah jadi beragam produk seperti cendol, wingko, bahkan beras shirataki.
"Rasanya persis wingko babat. Tapi masyarakat menanam sendiri, tentu susah karena harus ada mesin pengolahan. Ini sudah ekspor ke Jepang. Karena itu semua harus saling bicara," tukasnya.
Sebelumnya dia mengatakan OJK akan terus bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapabilitas, produktivitas, serta mengembangkan produk inovatif dan mempercepat on-boarding UMKM ke platform digital.
(ind)